Page 197 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 197
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
1944, dan 15 Februari 1945. Laporan tersebut disusun oleh
Kepala Bagian Dokter Militer AD ke-16 (Osamu Shadan Gun’
Bucho) di Jawa yang dikirimkan ke Kepala Bagian Kesehatan
Lapangan Markas Besar Tentara Jepang (Dai-hon’el Yasen Eisei
Chökan) di Tokyo
Keempat laporan ini sangat rinci mencatat keadaan
pasien, perkembangan penyakitnya, juga hasil pemeriksaan dari
para dokter. Banyak tenaga medis Indonesia diperiksa dengan
ancaman serta siksaan, dan pengakuannya pun dicatat secara
detail.
Dokumen kedua adalah laporan yang ditulis oleh Letnan
Hajime Nakamura, seorang dokter dari Unit Pencegahan
Epidemi dan Pemurnian Air (Bo’eki Kyüsuibu) Markas Besar
AD Daerah Selatan (Nanpo-gun), tertanggal 8 Desember 1944.
Setiap markas tentara Jepang mempunyal unit seperti itu, dengan
peranan sangat penting. Bagian tersebut sering dicurigai sebagai
pencipta senjata biokimia dan pelaku percobaan penyakit
infeksi menggunakan tubuh manusia yang masih hidup. Unit
yang paling terkenal berada di Manchuria (Kanto-gun) dengan
kode “Unit 731 (Nana-san-ichi)”.
Unit 731 memiliki banyak kisah percobaan medis
menggunakan tubuh orang Tionghoa yang ditangkap sebagai
musuh. Sesudah perang usai, tentara Sekutu membongkar rahasia
tersebut. Namun, tidak ada satu pun anggota Unit 731 diadili
di Pengadilan Kejahatan Perang. Terdapat desas desus bahwa
tentara Amerika mengampuni mereka dengan syarat semua
hasil percobaan diserahkan kepada Amerika. Tidak banyak hal
168