Page 199 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 199

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     dari metropolitan Jakarta. Penduduk Jakarta pada tahun itu

                     hanya sekitar 200.000 orang, atau kurang lebih tiga persen

                     penduduk metropolitan Jakarta sekarang (2020).

                             J. Kevin Baird dan Sangkot Marzuki yang melakukan
                     penelitian mendalam mengenai kejahatan perang Jepang di

                     Indonesia (Baird & Marzuki, 2020), mengaku “Kami tidak tahu

                     persis seperti apa kamp romusha di Klender atau di mana lokasi

                     tepatnya, selain informasi bahwa lokasinya dekat stasiun kereta
                     api. Belum ditemukan foto dari kamp ini. Meskipun demikian,

                     dari  keterangan  saksi  mata kita  dapat  menduga  bahwa  itu

                     adalah kompleks berpagar dengan gerbang yang dijaga tentara

                     Jepang. Mengingat lokasinya yang relatif pedesaan, kompleks

                     itu kemungkinan adalah fasilitas baru yang dibangun khusus.
                     Kamp Klender adalah stasiun transit yang digunakan oleh

                     rombongan romusha yang datang secara bergelombang”.

                             Para romusha kemungkinan dilatih dalam formasi

                     militer dan baris-berbaris. Tujuan pelatihan semacam ini bukan
                     militerisme, tetapi menyatukan orang-orang yang akan terlibat

                     dalam kerja bersama. Itu adalah bagian dari semangat gotong-

                     royong. Lebih lanjut Baird & Marzuki menulis,

                             Status  kamp  di  Klender  sebagai  percontohan  –karena

                     kedekatannya dengan hampir semua tokoh nasionalis
                     Indonesia–  memperlihatkan  lingkungan  yang  sehat  dengan

                     penjaga dan perwira kamp Jepang yang relatif ramah Di sana

                     perawatan medis diberikan secara rutin, baik untuk pencegahan

                     maupun pengobatan penyakit akut. Bahkan dengan perlakuan

                     manusiawi ini –meski palsu– hanya sedikit romusha yang mau


                                                           170
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204