Page 200 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 200
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
menjadi sukarelawan. Abu Hanifah ingat pernah memeriksa
kondisi kesehatan para pemuda berpendidikan dalam kelompok
romusha, yang memang bagian dari tugasnya. Karena penasaran,
ia bertanya mengapa mereka menjadi sukarelawan. Mereka
rnenjelaskan bahwa mereka sama sekali tidak mengajukan diri
sebagai sukarelawa. Mereka dipanggil oleh kepala desa kemudian
dibawa pergi oleh prajurit Jepang. Menurut sumber-sumber
yang diteliti oleh Encyclopedia in the Pacific War, hanya sekitar
20% romusha yang benar-benar sukarelawan. 15
Terlepas bagaimana awal mula mereka direkrut, para
romusha di Klender mendapati diri mereka disatukan sebagai
satu kelompok. Ada rombongan-rombongan dari desa yang
sama, dan banyak yang sudah saling mengenal sejak lahir.
Sebagaimana kelompok-kelompok yang terbentuk di usia
muda, mereka makan makanan yang sama, tidur di bangunan
yang sama, menuju tempat yang sama-sama tidak mereka
ketahui, dan membentuk persahabatan baru dengan cepat.
Usia romusha termuda adalah 15 tahun, sedangkan yang tertua
adalah 40 tahun. Di antara sedikit yang benar-benar sukarelawan,
harta mereka tidak akan bertambah, selain sawah di kampung
yang sudah mereka miliki. Sebagian besar romusha mungkin
belum pernah melakukan perjalanan lebih dari 50 kilometer
dari tempat mereka dilahirkan. Mereka menduga-duga dengan
15 J. Kevin Baird & Sangkot Marzuki, Eksprimen Keji Kedokterean Penjajahan
Jepang ..., 2020, hlm 150. Selanjutnya bagian ini sebagian besar menggunakan
sumber buku tersebut, serta buku M. Ali Hanafiah, Drama Terbesar Kedokteran,
Jakarta: Yayasan Penerbit Gedung-gedung Bersejarah, 1976.
171