Page 223 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 223
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
Pada Desember 1944 ia dipindahkan dari kamp interiniran
Cimahi di Bandung ke penjara Kenpeitai di Jakarta untuk
diperiksa terkait Peristiwa Mochtar. Memoar Ali Hanafiah
dan Nani Kusumasudjana mengonfirmasi keberadaannya
(dan keberadaan Dinger) di sel penjara Kenpeitai di dekat
sel mereka. Masa penahanan dan bagaimana ia diperlakukan
tidak diketahui. Martens meninggal akibat beri-beri di
Cimahi pada 21 Februari 1945.
Penangkapan Prof. Dr. Achmad Mochtar dan 18 sejawat
dan anak buahnya, tak lain adalah untuk menjalankan strategi
dan skenario yang disiapkan untuk menutupi “Tragedi
Romusha Klender”. Jalan cerita yang dibuat adalah: vaksin
yang disuntikkan kepada para romusha dan telah menimbulkan
kematian massal 900 manusia tidak bersalah itu telah dicemari
dengan racun tetanus oleh Mochtar di Lembaga Eijkman
sebelum disuntikkan. Untuk itu, sejumlah fakta kebohongan
pun disiapkan, dan hendak dimintakan pengakuan kepada
Mochtar dan para sejawat dan anak buahnya dengan cara keji.
Penyiksaan Tak Teperikan, dan Sejumlah Kesaksian
Guna membuktikan “kebohongan” bahwa Achmad
Mochtar dan Lembaga Eijkman telah mencemari vakcin TCD
dengan toksin tetanus, Kenpeitai yang terkenal sebagai alat
pemerintah militer Jepang paling kejam, melakukan segala
194