Page 226 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 226
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Kesaksian Dr. Marzoeki
Dr. Moh Ali Hanafiah memperoleh catatan Dr. Marzoeki
4
yang diberikan putrinya, Ny. Latifah Kodijat-Marzoeki yang
menceritakan pengalaman ayahnya sebagai salah seorang korban
tragedi yang sedang kita bahas ini. Sebagai Kepala Jawatan
Kesehatan Kota Jakarta ketika itu, Dr. Marzoeki dituduh ikut
serta dalam komplotan penyuntikan vaksin beracun terhadap
romusha di kamp Klender. Ia diangkut oleh Kenpeitai dari
kantornya pada tanggal 20 Oktober 1944 siang hari, dan
langsung dimasukkan ke sel penjara setelah ditelanjangi hingga
tinggal pakain dalam. Berikut ini kesaksiannya selama berada
dalam penjara Kenpeitai:
Di hari pertama itu telah dicicipkan kepada saya penghinaan yang
masih akan saya rasakan berbulan-bulan lamanya. Dalam keadaan
membungkuk, supaya dapat melewati pintu sel yang rendah, bahagian
belakang saya diterjang sehingga saya memasuki tempat tahanan itu
dengan kecepatan luar biasa.
Empat belas hari lamanya saya didiamkan saja, seolah-olah
dilupakan. Suatu waktu yang sangat lama rasanya, menggelisahkan
dan menegangkan saraf. Pada hari ke-15 baru saya dibawa ke
kamar periksa. Dengan tidak terduga-duga tiba-tiba melayang tinju
4 Marzoeki lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 27 Januari 1993. Setelah
menamatkan ELS, ia menempuh pendidikan di STOVIA hingga tamat (1919)
dan melanjutkan studi ke Rijk Universiteit, Leiden, Negeri Belanda untuk
meraih Diploma Arts. (1932). Sebelum menjabat Kepala Jawatan Kesehatan
Djakarta Tokubetsu Si (Kota Jakarta), ia sudah mempunyai pengalaman panjang
sebagai dokter dan kepala rumah sakit antara di Sawahlunto, Solok dan Padang
(Sumatera Barat), di CBZ (rumah sakit pusat) Jakarta, Pulau Sambu (Riau),
Rengat – Indragiri (Riau), dan pernah membuka praktik pribadi di Sukabumi
sebelum zaman Jepang (Gunseikanbu:329).
197