Page 245 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 245
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
bawah tubuhnya. Nani menggambarkan sikap Mochtar yang
“tenang dan tegar.” Ia sempat melihat Mochtar lagi sekilas
sebelum penjaga Jepang menutup kepalanya dengan karung
untuk dipindahkan ke tempat lain di dalam penjara, hal yang
rutin dilakukan. Nani berkomentar, “Ia tetap menegakkan
kepala. Ia jelas tak berdosa.” Pertemuan-pertemuan sekilas ini
menguatkan tekadnya untuk bersikeras menolak memberikan
kesaksian palsu yang memberatkan atasannya, meskipun
berhadapan dengan interogasi-interogasi menakutkan serta
dijanjikan bebas dan selamat.
Kematian yang Menggoncangkan, Tanpa Daya untuk Membela
Ada dua kematian yang sangat tragis akibat siksaan
Kenpeitai yang dialami dua sejawat Mochtar, sebelum tokoh
kita ini dieksekusi. Keduanya adalah Dr. Marah Achmad
Arief , dan Dr. Soeleman Siregar yang sudah kita sebut di atas.
8
9
8 Lengkapnya Dr. Marah Achmad Arief gelar Soetan Saripado, lahir di Painan
(Sumatera Barat) 22 Juli 1899. Setelah menamatkan ELS di Padang, ia meneruskan
ke N.I.A.S (Netherlandsch Indische Artsen School, sekolah kedokteran Belanda)
di Surabaya dan memperoleh gelar Indische Arts (Ind. Art.) tahun 1930. Sebelum
menjadi Kepala Balai Pemberantasan Malaria Tanjung Priok dan diperbantukan
sebagai pegawai Dinas Kesehatan Kota Jakarta saat ditangkap Kenpeitai, Achmad
Arief pernah bertugas sebagai dokter antara lain di CBZ (rumah sakit umum)
Surabaya, Panyabungan (Tapanuli), CBZ Semarang, dokter di tambang timah
Pangkal Pinang (Bangka), dan dokter CBZ Jakarta (Gunseikanbu:301).
9 Lengkapnya Dr. Soeleman Siregar gelar Soetan Batangiloen, lahir di Tanjung
Beringin, Tapanuli, 24 Agustus 1907. Setelah menyelaikan pendidikan dasar di
ELS, ia kemudin masuk STOVIA hingga tamat 1932, dan melanjutkan pendidikan
ke Universitas Leiden bagian Kesehatan dan memperoleh diploma dokter Arts
(1936). Sebelum bertugas bertugas di rumah sakit pendidikan Ika Daigaku ketika
ditangkap Kenpeitai, ia pernah bertugas sebagai dokter pemerintah antara lain di
Riau dan Kalimantan (Gunseikanbu:355).
216