Page 240 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 240

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                             waktu makan selalu menimbulkan sakit, terpaksa di operasi setelah
                             keadaan badan mengizinkan.

                             Dua dokter, Marah Achmad Arief dan Soeleman Siregar meninggal
                             dalam  tahanan  akibat  siksaan  dalam  usia  antara  40  sampai  45

                             tahun. Tahanan yang lain dibebaskan tanpa suatu penjelasan atau
                             keterangan, dalam keadaan yang menyedihkan. Beberapa di antara
                             mereka kesehatan rohaniahnya menjadi cacad seumur hidup.



                             Dr. M.A. Hanafiah juga memuat kesaksian tambahan
                     dalam Drama Kedokteran Terbesar, bahwa derita yang dialami

                     adalah derita yang amat sangat menggetirkan. Betapa beliau

                     menerima siksa tanpa mengerti apa kesalahannya. Siksa itu

                     bukan  sekadar  pukulan  dengan  rotan  atau  tendangan  keras,

                     tetapi juga dengan memasukkan selang ke dalam mulut lalu
                     dimasukkan air sebanyak-banyaknya sehingga perut kembung,

                     dan si petugas meloncat ke atas perut si tertuduh sehingga air

                     dari perut muncrat lagi melalui mulut.

                             Sambil menunggu nasib selanjutnya, saya berkesempatan

                     melihat dan mendengar dengan pancaindra sendiri siksaan
                     fisik yang dilakukan terhadap tahanan. Jerit kesakitan, teriakan

                     minta ampun dan tangis hampir tiap hari terdengar.

                             Pada suatu pagi saya melihat punggung saudara Marzuki

                     sewaktu ia usai di interogasi dan diperbolehkan mandi.

                     Saya  melihat  garis-garis  merah  berbaur  darah  di  seluruh
                     punggungnya. Dari balik terali saya juga melihat penderitaan

                     saudara M. Achmad Arief, kedua kakinya sampai paha bengkak

                     dan bernanah akibat infeksi di tempat bekas pukulan. Sedang






                                                           211
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245