Page 237 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 237

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                             wanita antara lain Nona Ko Kiap Nio; nona inilah yang memanggil
                             saya dan menanyakan apakah saya telah tahu apa sebab kami dibawa
                             ke sini. Saya jawab: “Tidak”.

                             “Kita dituduh berkomplot mengadakan pembunuhan besar-besaran,
                             di bawah pimpinan Prof. Mochtar”.

                             Berita  yang  sangat  mengagetkan  saya,  sebab  tidak  ada  komplotan
                             seperti itu; sebaliknya memberi harapan bahwa penahanan ini akan
                             lekas berakhir, berdasar keyakinan bahwa tuduhan ini tidak benar.

                             Dua  hari  dalam  sel,  seolah-olah  dilupakan,  juga  oleh  yang
                             memasukkan  saya  ke  dalamnya,  menimbulkan  kegelisahan  dan
                             menegangkan saraf. Baru di hari ke tiga saya dipanggil dan dibawa ke
                             salah satu ruangan gedung induk Kenpeitai. Disuruh duduk di lantai
                             ubin tanpa tikar berpakaian yang telah 3 hari melekat di badan. Di
                             depan saya di atas kursi duduk sang pemeriksa Jepang bernama Saito.

                             Pertanyaan disampaikan secara kasar sekali. Waktu itu saya merasa
                             dihina, tetapi apa yang dapat dilakukan dalam keadaan tidak berdaya.

                             Tanya jawab berjalan sebagai berikut:
                             Pertanyaan: “Kuwe nama siapa?”

                             Jawab: “Hanafiah”.
                             Pertanyaan: “Pekerjaan apa?”

                             Jawab: “Dokter”.

                             Pertanyaan: “Di mana?”
                             Jawab: “Di Laboratorium Eijkman bagian bakteriologi”.

                             Pertanyaan: “Kamar tempat kuwe kerja nomor berapa?”
                             Jawab: “Nomor 10”.

                             Pertanyaan: “Di sebelah kamar dokter Mochtar ya?”

                             Jawab: “Betul”.
                             Pertanyaan: “Kalau begitu tahu siapa yang datang bertamu ke sana?”

                             Jawab: “Tidak semua”.

                             Pertanyaan: “Siapa orangnya?”




                                                           208
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242