Page 248 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 248
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan suaminya di penjara.
Para sipir nampaknya sengaja tidak berusaha memulihkan
kesehatannya fisiknya dan mungkin melarang makanan dari
keluarganya atas instruksi Kenpeitai.
Kematian Dr. Marah Achmad Arief, akibat siksaan yang
sangat kejam dari Kenpeitai, sangat menguncangkan kalangan
sejawatnya di Jakarta. Juga menimbulkan ketakutan dan trauma
hebat. Tubuhnya dimutilasi dan dipertontonkan kepada
sejawatnya yang menjadi tahanan Kenpeitai. Sangat mungkin
hal ini sengaja dilakukan untuk memberikan siksaan psikologis
kepada Achmad Mochtar agar bersedia mengakui skenario
bohong yang telah disiapkan Jepang.
Kematian Dokter Arief pada 9 Desember 1944 dipastikan
adalah akibat langsung penyiksaan terhadapnya. Setelah
memastikan bahwa tahanan melihat tubuhnya yang dimutilasi,
barulah Keinpetai mengizinkan mayatnya dikirim ke rumah,
langsung dari penjara Kenpeitai (Baird & Marzuki:189).
Ketika dikirim ke rumah, kondisi mayat Dr. Arief sangat
memilukandan membuat semua orang di komunitas kedokteran
di Jakarta ketakutan.”Tubuh Arief tinggal tulang berbalut kulit
yang seluruhnya terkelupas akibat kudis. Wajahnya babak
belur karena dipukuli hingga tak dikenali lagi dan bekas
sundutan rokok tersebar di sekujur tubuhnya. Di bagian
belakang tubuhnya terdapat luka terbuka dari pantat hingga
pergelangan kaki. Keluarganya harus membersihkan belatung
yang telah menetap di luka besar itu. Di antara semua tahanan
219