Page 251 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 251
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
benar telah berhasil menutup rapat skandal dan kejahatan yang
telah dan sedang mereka lakukan.
Nani Kumumasudjana kelak mengenang dalam
memoarnya apa yang ia alami dan lakukan setelah keluar
dari tahanan selama empat minggu. Beberapa minggu setelah
semua tahanan dibebaskan, yaitu sekitar bulan Februari 1945,
ia datang bersepeda sendiri dari rumahnya ke rumah Achmad
Mochtar. Ia nekat melakukannya meskipun takut tertangkap
karena melanggar perintah Keinpeitai.
Dalam pertemuan dengan Siti Hasnah, istri Mochtar,
Nani berbincang dengan sopan. Dalam kesempatan itu Siti
Hasnah menyebutkan bahwa ia telah mengirimkan pakain
yang bisa digunakan oleh Mochtar untuk bersembahyang. Nani
menyimpulkan bahwa Siti Hasnah tidak tahu betapa parah
keadaan di penjara. Tapi mau menceritakan yang sebenarnya
Nani jelas tak berani, karena ia ingat dirinya tidak boleh (oleh
Kenpeitai) mengatakan apapun. Dalam memoarnya Nani
menulis, “Dalam hati saya berteriak, ‘Tuhan, beliau tak tahu
keadaan sebenarnya di rumah tahanan itu.’” 12
Nani juga pernah mengunjungi rumah Dr. Marzoeki
saat (bekas) Kepala Dinas Kesehatan Jakarta itu masih di
penjara. Kepada Corrie, istri Marzoeki, kali ini Nani sempat
menceritakan secara samar-samar apa yang ia ketahui tentang
Marzoeki. Saat dirinya berpapasan dengan Marzoeki di penjara,
ia menceritakan, dari balik punggung seorang penjaga Jepang,
12 Baird & Marzoeki, 2020, hlm. 190.
222