Page 253 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 253
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
dalam “Peristiwa Klender”. Hatta bersama “Empat Serangkai”
(minus Sukarno) sudah perrnah mengusahakan “pengampunan”
Mochtar langsung kepada petinggi pemerintahan militer Jepang.
Sebagaimana kelak ia ceritakan kepada Friend dalam wawancara
14
tahun 1968. Tentu setelah menerima permintaan, entah dari
siapa, atau memang didorong pengenalannya atas diri pribadi
dan reputasi Mochtar, yang jelas Hatta mengumpulkan tiga
dari “Empat Serangkai” –minus Sukarno – yaitu Ki Hadjar
Dewantara, K.H. Mansyur, dan Otto Iskandar Dinata (tidak
termasuk “Empat Serangkai” tapi jelas memiliki kedudukan
yang tinggi dalam organisasi “Poetera” –tempat para nasionalis
terkemuka yang bekerja sama dengan Jepang berkumpul) untuk
meminta pembebasan Mochtar.
Keempat tokoh nasionalis terkemuka ini mendapat izin
bertemu dengan Mayor Jenderal Yamamoto Moichiro, Kepala
Staf Gunseikanbu (orang kedua di pucuk pimpinan pemerintah
militer Jepang). Para pemimpin Indonesia memohon
dengan sangat dan secara langsung kepada Yamamoto untuk
mengampuni Mochtar. Akan tetapi Yamamoto tidak
15
mengabulkan permohonan itu dan secara tidak meyakinkan
menjelaskan bahwa Kenpeitai –organ pemerintah militer
14 Friend, Bulue-Eyed Enemy, 196 op.cit. Baird & Marzuki, 2020, hlm. 214.
15 Dengan menggunakan kata “mengampuni” ini terlihat bahwa Hatta dkk
sepertinya telah meyakini laporan yang diterimanya bahwa Mochtar memang
terlibat menyabotase vaksin yang disuntikkan kepada romusha, dan tidak
mengetahui bahwa bahwa ini hanyalah skenario buatan Jepang untuk menutupi
kejahatan yang senyatanya mereka lakukan dalam “Peristiwa Klender”.
224