Page 258 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 258

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                             Dr. Muchtar mengepalai laboratorium jang bertugas

                     menjuntik para romusha yang bergerbong-gerbong banjaknya

                     dengan serum antitetanus, sebelum mereka dibawa berlajar.

                     Obatnya salah. Dalam tempo tiga hari puluhan ribu orang mati.
                     Djumlah korban jang besar ini adalah diluar batas kemampuan

                     jang dapat saja berikan kepada Djepang sebagai gantinja.               18

                             Dari jawaban Bung Karno ini kita dapat tahu ada yang

                     salah. Pertama, Achmad Mochtar (dalam buku Bung Karno
                     tertulis Muchtar) maupun Lembaga Eijkman tidak terlibat

                     bahkan tidak tahu-menahu dalam menyuntik romusha.

                     Kedua tentang “serum anti-tetanus”. Jadi nampak jelas, Bung

                     Karno hanya mendapat laporan dari pihak Jepang, dan tidak

                     mengetahui  apa yang  sebenarnya  terjadi.  Termasuk betapa
                     kejinya perlakuan terhadap semua tahanan yang ditangkap

                     dan disiksa Kenpeitai, seperti  nasib sangat malang menimpa

                     Dr. Marah Achmad Arief dan Dr. Soeleman Siregar.Ini tidak

                     mengherankan, karena Jepang memang berhasil menjalankan
                     skenario konspirasinya dengan menggunakan segala cara jahat

                     termasuk penyiksaan keji yang tak terperikan. Dan tentu juga

                     kebohongan, seperti laporan yang sangat mungkin sudah

                     sampai kepada Sukarno.



                     Mochtar Relakan Nyawa Demi Sejawat dan Anak Buah


                             Akhirnya semua nampak menjadi jelas setelah semua

                     tahanan  dibebaskan  pada  bulan  Januari  1945  –kecuali  Dr.




                     18  Ibid, hlm 294-295.

                                                           229
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263