Page 260 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 260
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Prof. Mochtar, sebab ini berarti beliau mengorbankan diri demi
keselamatan bawahannya semua. 19
Kesaksian yang mengarah ke petunjuk yang sama, juga
disampaikan oleh Dr. Ali Hanafiah sebagaimana yang ia tulis
dalam buku kecil Drama Kedokteran Terbesar (1976). Suasana
dan waktunya mirip dengan yang dialami Jatman, yaitu
beberapa waktu sebelum semua tahanan akhirnya dibebaskan.
Bercerita Hanafiah,
Pada suatu sore semua tahanan diperbolehkan duduk-
duduk di luar sel. Juga Prof. Mochtar, tanpa muka ditutup.
Pada waktu itulah beliau sempat mengatakan kepada saya:
“Sabarlah, kamu tidak lama lagi akan bebas.” Itulah kata-
katanya yang terakhir yang tidak mudah saya lupakan. Waktu
itu saya menyadari bahwa beliau tidak mengatakan sesuatu
tentang dirinya sendiri.
Ketiga kesaksian –yaitu Jatman, Ali Hanafiah, dan Dr.
Djoehana– itu telah memberi petunjuk dengan jelas, bahwa
Mochtar telah menanda tangani pernyataan pengakuan yang
telah disiapkan Jepang sesuai skenario yang telah disusun
sebelumnya. Mungkin sekali Sukarno telah mendapat laporan
itu dari pihak Jepang ketika ia didatangi lima mahasiswa Ika
Daigaku sebagaimana telah ditulis di bagian muka. Sehingga
Sukarno begitu yakin dengan cerita tersebut.
Achmad Mochtar masih terus ditahan lama setelah semua
sejawat dan anak buahnya dibebaskan. Selama berbulan-bulan
19 Lihat surat kabar Sinar Harapan edisi 19 November 1970.
231