Page 270 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 270

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                             Dan Mochtar sendiri sudah menerima takdirnya, rela

                     mengorbankan nyawanya sendiri demi kebebasan sejawat dan

                     anak buahnya, dan demi harga diri, integritas keilmuan, serta

                     martabat bangsanya.



                     36 Dokter Korban Perang


                             Belakangan hari baru kita ketahui, selain Achmad

                     Mochtar, Marah Achmad Arief, dan Soeleman Siregar, masih
                     banyak lagi dokter yang dibunuh, terbunuh atau hilang

                     selama masa pendudukan Jepang, dan berlanjut hingga masa

                     Perang Kemerdekaan melawan Belanda yang hendak berkuasa

                     kembali. Salah satu dokter paling terkemuka yang juga menjadi

                     korban kekejaman Jepang termasuk Dr. Raden Soesilo, adik
                     Dr. Soetromo, alumni STOVIA (1913) dan meraih Doktor dari

                     Universitas Amsterdam lebih dulu daripada Achmad Mochtar.

                     Guna mengenang jasa dan pengabdian mereka para dokter, dan

                     betapa kejamnya perang, baiklah di sini kita tulisan pula 36

                                     29
                     nama dokter  yang menjadi korban perang tersebut.
                     1.   Dr.  Ismangil, asal Bojonegoro, lulus Geneeskundige

                           Hogeschool (Jakarta) tahun 1937. Sebagai  dokter PETA

                           ditembak mati oleh Jepang di Jakarta (1944), karena

                           dituduh sebagai satu di  antara pemerontak-pemberontak
                           dalam peristiwa Blitar.




                     29  Daftar dikutip- dari buku M. Ali Hanafiah dkk., 125 Tahun Pendidikan Dokter
                         di Indonesia 1851-1976, Panitya Peringatan 125 Th Pendidikan Dokter di
                         Indonesia, Jakarta: hlm. 121-125. Beberapa ejaan penulisan nama disesuaikan,
                         dicocokkan dengan sumber asli.

                                                           241
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275