Page 313 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 313

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     penerbangan  Belanda.  Di  awal  1950-an  ia  dipanggil  Presiden

                     Sukarno agar pulang ke Indonesia untuk memimpin Seulawah

                     Indonesia yang belakangan bersama KLM membidani lahirnya

                     Garusa Indonesia Airways. C.A. Mochtar pernah menjadi
                     Direktur di Garuda tetapi tidak terlalu lama. Tidak diketahui

                     alasan persisnya, setelah keluar dari Garuda, C.A. Mochtar dan

                     keluarga akhirnya kembali ke Belanda sekitar awal 1960.

                             Rebecca alias Rika telah diasuh dan dianggap anak
                     sendiri –menurut silsilah ia adalah kemenakan– sejak umur dua

                     tahun. Hidup sampai dewasa dalam keluarga Mochtar, Rika

                     sangat mengenal pamannya itu. “Beliau adalah ayah yang baik,

                     disiplin, tidak emosional, berpendirian dan pintar,” kenangnya

                     tentang sang paman.       8
                             Salah satu yang menonjol dari Achmad Mochtar di

                     mata Rika adalah disiplin dan selalu tepat waktu. Dan yang

                     sangat patut diteladani adalah kegemarannya membaca buku

                     yang selalu ia anjurkan kepada anak-anak dan kemenakannya.
                     Mochtar sendiri memang sudah punya kegemaran dan kebiasaan

                     membaca sejak kanak-kanak, sejak ia masih dalam asuhan dan

                     didikan langsung ayahnya, Guru Omar, di Bonjol.

                             Kebaikan yang selalu dicontohkan Mochtar juga dikenang

                     oleh Dr. Februman Proehoeman, anak sahabatnya Soetan
                     Sjahboedin Proehoeman yang kemudian menikah dengan Rika,

                     keponakan kandung Mochtar. Februman –kelak menjadi ahli

                     bedah terkenal– adalah mahasiswa kedokteran ketika Mochtar





                     8  Mayda Yasra, skripsi (1997) hlm. 93.

                                                           284
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318