Page 318 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 318

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                             Setelah meraih gelar doktor, tahun 1955 Imramsjah

                     bersama istri dan putrinya kembali ke Indonesia. Mereke

                     menetap di Surabaya. Di Kota Pahlawan itu ia bekerja

                     membantu Dr. Sutomo. Tetapi di tahun 1958, ketika Jolanda
                     berusia 9 tahun, kedua orang tuanya memutuskan untuk

                     kembali ke negeri Belanda karena aksi-anti Belanda memuncak

                     lagi akibat persengketaan Indonesia dan Belanda terkait masalah

                     Irian Barat (Papua). Imramsjah tidak tahan dengan perlakuan
                     sementara orang terhadap keluarganya, terutama istrinya yang

                     orang Belanda. Rumah mereka dicoret-coret dengan tulisan

                     “anjing Belanda” dan Marie sempat diseret keluar dari mobilnya

                     ketika dihadang oleh gerombolan orang yang melakukan aksi

                     brutal anti-Belanda.
                             Seperti dikisahkan oleh Asikin, trauma hebat yang

                     dirasakan  Marie  membuat  Ade  memutuskan  untuk

                     menyelamatkan istri dan anaknya ke Belanda. Setelah

                     mengantar vistrinya, ia sendiri berniat kembali ke Jakarta.
                     Setidaknya begitulah janji Ade Mochtar kepada ibunya saat

                     itu. Keberangkatannya menggunakan kapal laut dari Surabaya

                     dan singgah dulu di Tanjung Priok sebelum menuju ke negeri

                     Belanda. Awalnya ia sudah berniat untuk pamit terlebih dahulu

                     dengan  ibunda  tercintanya  di  rumah  Raden  Saleh,  karena
                     kapal yang ditumpanginya sandar selama dua hari di Tanjung

                     Priok. Tetapi entah kenapa, niat itu urung dilakukannya dan

                     ia hanya tetap di atas kapal selama di Priok. Ini yang menjadi

                     penyesalannya seumur hidup. Pada kenyataannya, Imramsjah





                                                           289
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323