Page 321 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 321
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
kemenakannya ini pernah tinggal dengan Mochtar. Rika, yang
paling lama bersama keluarga Mochtar, malah lahir di rumah
Mochtar di Tanjung Balai sewaktu ia menjadi kepala rumah
sakit di sana.
Mereka hanya sempat berpisah selama Mochtar sekolah
di Belanda. Kembali ke Indonesia, setelah ditempatkan di
Semarang, Mochtar memboyong semua kemenakannya tinggal
bersama keluarga mereka. Sebuah foto yang dibuat sekitar tahun
1930 membuktikan hal itu, di mana banyak keponakannya
tinggal bernama keluarga Mochtar (lihat foto Bagian V).
Dari keluarga matrilinialnya, Mochtar mempunyai
hubungan kekerabatan sampai ke Tapanuli. Hubungan ini
bermula dari persahabatannya dengan Soetan Sjahboedin
Proehoeman, teman sekelas Mochtar di ELS Bukittinggi dan
selama beberapa tahun di STOVIA. Meskipun Sjahboedin
tidak menamatkan STOVIA –karena pindah ke Sekolah
Pertanian di Bogor– rupanya hubungan keduanya tidak pernah
terputus. Mungkin sekali “dicomblangi” oleh Mochtar sendiri,
Sjahboedin kemudian menikah dengan gadis asal Bonjol
bernama Rahmatoerrahim yang tak lain adalah putri Tuanku
Laras Bonjol, paman Mochtar. Jadi istri Sjahboedin adalah
sepupu Mochtar sendiri. 11
Belakangan hari, perkariban keluarga ini makin erat
melalui salah satu anak pasangan Sjahboeddin – Rahma yang
bernama Februman Proehoeman. Lahir tahun 1920, di masa
11 Wawancara via telepon dengan Prof. Siti Chairani, 15 Desember 2020.
292