Page 112 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 112
Suasana menjadi hening. Keputusan hukuman ini merupakan yang lebih hebat
dari pada penggal kepala. Banyak di antara mereka yang mendengarkan,
menahan nafas dengan muka pucat, ada yang menaruh hati kasihan kepada Bouw
Tang Kui. Akan tetapi pesakitan itu sendiri setelah memandang kepada raja, lalu
berkata, suaranya penuh pahit getir, "Hukuman apa pun bagi hamba tidak terasa
berat, yang terasa berat adalah bahwa hamba dipaksa untuk memusuhi Pulau Es
yang hamba cintai!" "Jadi engkau menerima keputusan hukuman?" hakim
bertanya.
"Hamba mene...."
"Nanti dulu!!" tiba-tiba terdengar suara nyaring dan Han Ti Ong sendiri
mengangkat muka memandang tajam ketika melihat Sin Liong telah berdiri dari
kursinya dan mengeluarkan seruan itu. "Harap Suhu dan para Cu-wi sekalian
maafkan saya. Akan tetapi pesakitan berhak untuk dibela dan saya hendak
membelanya.
Saudara Bouw Tang Kui ini dianggap berdosa dan memang dia telah melakukan
pelanggaran. Akan tetapi patutkah kalau kesalahannya itu lalu dijadikan tanda
bahwa dia seorang jahat yang tidak bisa diampuni lagi? Saya hendak bertanya,
siapakah di antara Cu-wi sekalian yang tidak pernah melakukan kesalahan?"
"Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan karena kita semua
manusia, maka kita pun tentu pernah melakukan kesalahan. Siapakah yang mau
kalau kesalahan yang dilakukannya itu lalu dijadikan tanda bahwa selamanya dia
akan bersalah atau berdosa, dan patut dihukum tanpa ampun lagi? Kesalahan
yang dilakukan oleh Bouw Tang Kui adalah sebuah penyelewengan biasa yang
dilakukan oleh manusia yang berbatin lemah. Manusia yang berbatin lemah dan
melakukan penyelewengan sama saja dengan seorang yang sedang menderita
semacam penyakit, hanya bedanya, yang sakit bukan tubuhnya melainkan
hatinya.
111