Page 12 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 12
lebar, kemudian setelah tubuhnya tidak berkeringat lagi, setelah dibelai
bersilirnya angin pagi, dia mengenakan lagi pakaiannya dan pergi mengeluarkan
bunga, daun, buah dan akar obat dari dalam gua untuk dijemur dibawah sinar
matahari. Inilah yang menjadi pekerjaannya sehari-hari, selain mencangkok,
memperbanyak dan menanam tanaman-tanaman yang berkhasiat.
Menjelang tengah hari, mulailah berdatangan penduduk yang membutuhkan
obat. Di antara mereka terdapat pula beberapa orang kang-ouw yang kasar dan
menderita luka beracun dalam pertempuran. Untuk mereka semua, tanpa pandang
bulu, Sin Liong memberikan obatnya setelah memeriksa luka-luka dan penyakit
yang mereka derita. Lebih dari lima belas orang datang berturut-turut minta obat
dan yang datang terakhir adalah seorang laki-laki setengah tua bertubuh tinggi
besar, dipunggungnya tergantung golok dan dia datang terpincang-pincang
karena pahanya terluka hebat, luka yang membengkak dan menghitam. "Sin-
tong, kau tolonglah aku..." Begitu tiba di depan gua dimana Sin Liong duduk dan
memotong-motong akar basah dengan sebuah pisau kecil, laki-laki bermuka
hitam dan bertubuh tinggi besar itu menjatuhkan diri dan merintih kesakitan.
Sin Liong mengerutkan alisnya. Di antara orang-orang yang minta pengobatan,
dia paling tidak suka melihat orang kangouw yang dapat dikenal dari sikap kasar
dan senjata yang selalu mereka bawa. Namun , belum pernah dia menolak untuk
mengobati mereka, bahkan diam-diam dia menilai mereka itu sebagai orang-
orang yang berwatak serigala, yang haus darah, yang selalu saling
bermusuhandan saling melukai, sehingga mereka ini merupakan manusia-
manusia yang patut dikasihani karena tidak mengenai apa artinya ketentraman,
kedamaian, dan kasih antar manusia yang mendatangkan ketenangan dan
kebahagiaan. "Orang tua gagah, bukankah dua bulan yang lalu kau pernah datang
dan minta obat karena luka di lengan kirimu yang keracunan?" tanyanya sambil
menatap wajah berkulit hitam itu. "Benar, benar sekali, Sintong. Aku adalah Sin-
hek-houw (Macan Hitam Sakti) yang dahulu terkena senjata jarum beracun di
11