Page 123 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 123
Akan tetapi dia mengaku telah berada di kamar itu, maka sudah jelas dosa yang
dilakukan oleh Liu Bwee. Karena itu sudah adil kalau dia harus dijatuhi hukuman
berat. Liu Bwee, pengadilan memutuskan hukuman buang ke Pulau Neraka
kepadamu!" "Ibuuuu..!!" Swat Hong meronta dan melepaskan diri dari Sin
Liong, meloncat dan menubruk ibunya. "Sssst, tenanglah,
Hong-ji...." ibunya terbisik dengan sikap masih tenang saja, sungguhpun
wajahnya kelihatan makin berduka.
"Tenang? Tidak! ibu tidak boleh dihina sampai begini!"
Swat Hong lalu bangkit berdiri, menghadapi ayahnya dan berkata lantang, "ibuku
telah dijatuhi hukuman tanpa bukti dan saksi yang jelas. Akan tetapi keputusan
telah dijatuhkan dan saya tidak rela melihat ibu dibuang ke Pulau Neraka. Saya
sebagai anak tunggalnya, yang takkan mampu membalas budinya dengan nyawa,
saya yang akan mewakilinya, memikul hukuman itu. Saya yang akan mejadi
penggantinya ke Pulau Neraka, maka harap Sribaginda bersikap bijaksana,
membiarkan ibu yang sudah mulai tua ini menghabiskan usianya di Pulau Es. Ibu,
selamat tinggal!"
"Hong-ji...!" ibunya memekik, akan tetapi Swat Hong sudah meloncat dan lari
keluar dari tempat itu dengan cepat.
Sin Liong memandang dengan alis berkerut. Tak disangkanya hal yang sudak
dikhawatirkannya akan terjadi, sesuatu yang tidak menyenangkan, suatu yang
akan meledak, ternyata sehebat ini. "Hong-ji... ah, Hong-ji, Anakku...!" Liu Bwee
tak dapat menahan lagi tanggisnya. Dia maklum bahwa untuk mengejar anaknya
dia tidak mungkin dapat karena kepandaian puterinya itu sudah tinggi sekali, juga
dia sebagai seorang pesakitan, tentu saja tidak berani melanggar hukum dan lari
dari tempat itu. "Aduh, anakku... Swat Hong... Swat Hong... apa yang mereka
lakukan atas dirimu...?" ibu yang hancur hati ini meratap.
Hakim menjadi bingung dan beberapa kali menoleh kearah Raja seolah-olah
hedak minta keputusan Han Ti Ong. Raja ini menggigit bibir, jengkel dan marah
122