Page 126 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 126
pulau yang pantas di huni oleh setan dan iblis.Pantainya penuh dengan batu-batu
karang yang runcing dan tajam, amat berbahaya apalagi kalau ombak sedang
besar.
Sama sekali tidak tampak ada penghuninya sehingga ketika itu Sin Liong
menduga-duga bahwa orang-orang buangan yang dibuang dari Pulau Es tentu
telah tewas di jalan, tentu tewas di atas pulau itu. Maka dia menentang keras
dalam hatinya kalau melihat di Pulau Es diadakan pengadilan dan diputusakan
hukuman buang ke Pulau Neraka, karena baginya, dibuang ke Pulau Neraka sama
dengan menghadapi kematian yang mengerikan, baik di dalam perjalanan menuju
ke pulau itu atau setelah berasil mendarat. Dan kini Swat Hong telah pergi ke
Pulau Neraka mewakili ibunya! Dia kagum dan khwatir. Kagum akan
keberaniannya dan kebaktian sumoinya terhadap ibunya, akan tetapi khawatir
sekali akan keselamatan sumoinya yang belum dewasa benar itu. Sumoinya baru
berusia empat belas tahun! Biarpun dia tahu bahwa ilmu kepandaian sumoinya
sudah hebat dan cukup untuk dipakai untuk menjaga diri, namaun betapapun juga
sumoinya itu masih kanak-kanak! Sin Liong sama sekali tidak ingat bahwa
usianya sendiri hanya satu tahun lebih tua dari pada usia Swat Hong!
Perjalanan dari Pulau Es ke Pulau Neraka melalui lautan yang penuh dengan
gumpalan-gumpalan es yang mengapung di permukaan laut, gumpalan es yang
kadang-kadang sebesar gunung dan celakalah kalau sampai perahu tertumpuk
oleh gumpalan es menggunung itu yang kadang-kadang bergerak, digerakkan
oleh angin. Celaka pula kalau sampai terjepit di antara dua gumpalan es yang
begitu saling menempel tentu akan melekat dan membuat perahu terjepit di
tengah-tengah.
Akan tetapi, Sin Liong sudah banyak mendengar tentang ini maka dia tahu pula
caranya menghindarkan
perahunya dan tidak mendekat gumpalan-gumpalan es
yang berbahaya, melainkan mencari jalan di celah-celah
125