Page 160 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 160

penghuni yang terserang penyakit. Adapun Enci Hong ditahan di sini sebagai

               sandera, untuk menahan kekuasaan Pulau Es."


               "Keparat....!"

               "Jangan  marah,  Enci  Hong.  kurasa  kita  harus  menghadapi  Kong-kong  yang

               berwatak kasar dengan sikap dan akal halus. Kalau aku sudah sembuh, yaitu kalau

               kunyatakan bahwa aku sudah sembuh sama sekali, sedikit banyak Kong-kong

               tentu akan berterima kasih. Kemudian Liong-ko...heh, Sin Liong mengajarkan

               Kong-kong mengenal daun obat-obatan dengan janji akan membebaskan kalian.

               Kurasa Kong-kong akan mau menerimanya karena sebenarnya yang dibutuhkan

               adalah pengetahuan tentang ilmu pengobatan itu. Dengan demikian, kalau kalian

               meninggalkan pulau ini, kalian akan dianggap sebagai sahabat dan penolong.


               Bagaimana?"


               "Kurasa baik juga akal ini," kata Sin Liong. "Hemm, terserahlah,. Akan tetapi

               jangan ada akal bulus di balik semua ini!" Swat Hong mengancam.

               Soan Cu menarik napas panjang. "Enci Hong, harap jangan mencurigai aku. Aku

               sudah menyesal sekali menjadi seorang yang terlahir di tempat ini, dan aku ingin

               melanjutkan cita-cita Ayah bundaku yang kabarnya dahulu juga selalu berusaha

               agar  penghuni  Pulau  Neraka  tidak  menjadi  orang  liar  yang  tidak  mengenal

               prikemanusiaan."  Setelah  berkata  demikian,  Soan  Cu  pergi  meninggalkan

               pondok itu dengan muka tunduk.


               "Seorang anak yang baik...." Sin Liong memuji sambil memandang tubuh dara

               itu yang melangkah pergi meninggalkan pondok.

               "Maksudmu, seorang dara yang cantik dan berbudi!"


               Tanpa menoleh Sin Liong mengangguk. "Memang, dia cantik dan berbudi." Huh!

               Sudah kusangka demikian!"


               Sin Liong menoleh kaget dan memandang wajah sumoinya,






                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165