Page 156 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 156

cantik sekali. Siapa yang tidak tahu?" "Sumoi..., harap jangan marah. Dia adalah

               seorang gadis yang bernasib buruk sekali, ibunya meninggal ketika melahirkan

               dia, ayahnya pergi entah kemana dan sampai kini belum kembali..." "Memang,

               dia seorang gadis bernasib buruk yang patut dikasihani, tidak seperti aku..." dan

               Swat Hong lalu menelungkupkan muka di atas meja dan menangis!


               Sin Liong terkejut, beberapa kali hendak memegang lengan sumoinya akan tetapi

               ditahannya  tangannya.  "Aihh...  Sumoi,  engkau  pun  bernasib  buruk,  dan  aku

               merasa kasihan sekali kepadamu. Karena aku merasa kasihan aku menyusulmu.

               Sumoi, diamlah jangan menangis. Apakah Sumoi telah bertemu dengan Ibumu?"

               Swat Hong seketika berhenti menangis, mengangkat mukanya yang basah air

               mata dan memandang kepada Sin Liong. Pemuda itu merasa kasihan sekali, lalu

               mengeluarkan  saputangannya  dan  mengapus  air  mata  yang  membasahi  muka

               gadis itu.


               "Suheng...apa maksudmu? Apa yang terjadi dengan dia? Bukankah ibu berada di
               Pulau  Es  dan  aku  sudah  mewakilinya?"Mendengar  tentang  ibunya,  seketika


               lupalah Swat Hong akan kemarahan dan kedukaan hatinya sendiri.

               "Ibumu juga telah pergi meninggalkan Pulau Es..." dengan singkat Sin Liong lalu

               menceritakan apa yang terjadi setelah gadis itu lari pergi dari Pulau Es, betapa

               ibunya  juga  pergi,  tidak  mau  disuruh  tinggal  di  Pulau  Es  setelah  puterinya

               membuang diri ke Pulau Neraka.


               "Aku tadinya mengharapkan engkau dapat bertemu dengan ibu maka aku tidak

               melihatmu di sini,Sumoi.

               Jadi engkau belum bertemu dengan ibumu?"


               Gadis  itu  mengerutkan  alisnya  dan  menggeleng  kepala,  kelihatan  muram

               wajahnya  mendengar  akan  kepergian  ibunya.  "Ah,  kalau  begitu  ke  manakah

               perginya ibumu?" Sin Liong termenung dan diam-diam dia pun merasa prihatin

               sekali akan nasib wanita itu.





                                                           155
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161