Page 25 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 25

"Heh-heh,  kalian  mau  coba-coba  main-main  dengan  Pat-jiu  Kai-ong?  Sayang

               kalian  masih  muda-muda  harus  mati,  kecuali  Nona  manis.  Andaikata  Si  Tua

               Bangka Kui Bhok Sanjin berada disini sekalipun, dia juga tentu akan mampus

               kalau berani menentang Pat-jiu Kai-ong!"


               "Serbu  dan  basmi  iblis  ini!"  Twa-suheng  itu  berteriak  dan  mereka  sudah

               menerjang maju dengan bermacam gerakan yang cepat dan dahsyat.

               Tiba-tiba kakek itu mengeluarkan suara pekik yang dahsyat, pekik yang disusul

               dengan suara tertawa menyeramkan. Suara ketawa ini bergema di seluruh hutan,

               sehingga terdengar suara ketawa menjawabnya dari semua penjuru, seolah-olah

               semua  setan  dan  iblis  penjaga  hutan  telah  datang  oleh  panggilan  kakek  itu.

               Hebatnya, suara pekik dan tertawa itu membuat tiga belas orang pendekar itu

               seketika  seperti  berubah  menjadi  arca,  gerakan  mereka  terhenti  dan  untuk

               beberapa detik mereka hanya bengong memandang kakek itu dan jantung mereka


               seolah-olah berhenti berdenyut.

               Twa-suheng  mereka  yang  bermuka  gagah  perkasa  itu  segera  berseru,  "Awas.

               Saicu-hokang (Ilmu menggereng seperti singa berdasarkan khikang)!"


               Seruan ini menyadarkan para sutenya dan sumoinya. Mereka cepat mengerahkan

               sinking  sehingga  pengaruh  Saicuhokang  itu  membuyar.  Pedang  mereka

               melanjutkan gerakannya.

               "Sing-sing....     siuuuut....   trang-trang-trang..Heh-hehheh!".Gulungan            sinar

               pedang-pedang  yang  menyambar  ke  arah  tubuh  kakek  dari  berbagai  jurusan,

               dapat ditangkis oleh gulungan sinar  tongkat              hitam  yang  telah  diputar

               dengan  cepatnya  oleh  Pat-jiu  kai-ong.  Para  pendekar  Bu-tong-pai  itu  terkejut

               ketika merasakan betapa telapak tangan mereka menjadi panas dan nyeri setiap

               kali  pedang  mereka  tertangkis  tongkat.  Hal  ini  menandakan  bahwa  Si  kakek

               benar-benar  amat  lihai  dan  memiliki  tenaga  sakti  yang  amat  kuat.  Juga

               tongkatnya yang kelihatan butut dan hitam itu ternyata terbuat dari logam pilihan

               sehingga mampu menahan ketajaman pedang di tangan mereka, padahal semua



                                                           24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30