Page 23 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 23
sebutan Sin-tong dan yang berdiam di dalam Hutan Seribu Bunga. Benarkah ini,
dan apakah
Locianpwe sekarang sedang menuju ke hutan itu?"
Mulai berubah wajah kakek itu mendengar ucapan ini, senyumnya masih ada
akan tetapi sepasang matanya yang tadinya berseri gembira itu kehilangan cahaya
kegembiraannya dan berubah dengan sinar kilat yang mengejutkan mereka
semua.
"Hemmm, orang-orang muda yang lancang. Kalau benar aku hendak pergi
mengunjungi Sin-tong, kalian mau apakah?"
Tiga belas orang anak murid Bu-tong-pai itu sudah dapat "Mencium" keadaan
yang membuat mereka semua siap siaga. Mereka melihat bahwa kakek yang
kelihatannya halus budi itu dan ramah ini mulai memperlihatkan "tanduknya"
atau watak sesungguhnya.
"Locianpwe, kalau benar demikian, kami hanya mohon kepada Locianpwe agar
tidak mengganggu Sin-tong."
"Apamukah bocah itu?"
"Bukan apa-apa, Locianpwe. Namun mendengar betapa anak ajaib itu telah
banyak menolong orang tanpa pandang bulu tanpa pamrih, maka sudahlah
menjadi kewajiban semua orang gagah di dunia kang-ouw untuk menjaga kesel
amatannya.".Perubahan hebat pada diri kakek itu. Kini senyumnya bahkan lenyap
dan mulutnya menyeringai penuh sikap mengejek, matanya berkilat-kilat dan
suaranya berubah kaku, ketus dan memandang rendah.
"Anak-anak kurang ajar! Apakah Si Tua Bangka Kui Bho Sanjin yang mengutus
kalian?" "Guru kami tidak tahu-menahu tentang ini. Kami kebetulan berada di
daerah ini dan mendengar akan Sin-tong yang terancam bahaya, maka kami
melihat Locianpwe lalu sengaja hendak bertanya. Tentu saja kalau Locianpwe
22