Page 19 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 19
Apa artinya hidup
Kalau segala keinginan tak terpenuhi?
Puluhan tahun mempelajari ilmu
Bekal memenuhi segala kehendak Berenang dalaml autan kesenangan Matipun
tidak penasaran! Berkali-kali pengemis ini bernyanyi dengan kata-kata yang itu-
itu juga, suaranya halus dan cukup merdu dan sambil bernyanyi dia mengatur
irama lagu dengan ketukan tongkatnya di atas tanah lunak atau kebetulan
mengenai batu yang keras, ujung tongkat itu tentu membuat lubang. Kedua
kakinya yang bersepatu butut itu sendiri tidak meninggalkan jejak seolah-olah dia
tidak menginjak tanah akan tetapi tongkat itu membuat jejak jelas karena setiap
kali melubangi tanah maupun batu. Adapun kaki itu sendiri, biarpun menginjak
tanah basah, sama sekali tidak meninggalkan bekas. Beberapa menit kemudian
setelah kakek aneh ini lewat, tampak berkelebat bayangan orang, juga datang dari
arah timur melalui kaki bukit itu. Mereka itu terdiri dari 12 orang laki-laki dari
usia tiga puluh sampai empat puluh tahun, dan seorang wanita berusia dua puluh
lima tahun, berwajah manis dan bertubuh bagus dengan pinggang ramping. 12
orang laki-laki itu kesemuanya kelihatan gagah dan pakaian mereka jelas
menunjukkan bahwa mereka adalah ahli-ahli silat, sedangkan gerakan mereka
yang ringan cekatan.membuktikan bahwa mereka bukanlah sembarangan orang
kang-ouw melainkan rombongan orang gagah yang berilmu. Hal ini memang
tidak salah, karena mereka itulah yang terkenal dengan julukan Cap-sa-sin-hiap
(13 Pendekar Sakti) murid-murid utama dari Partai Besar Bu-tong-pai!
"Tahan dulu, para suheng!" Tiba-tiba wanita cantik itu mengangkat tangannya ke
atas dan memperingatkan para suhengnya, kemudian dia menuding ke bawah dan
berkata, "Lihat ini....!" Tiga Belas orang ini memperhatikan bekas tusukan
tongkat pengemis tadi yang jaraknya teratur dan biarpun tiba di atas batu, tetap
saja tampak batu itu berlubang.
"Siapa lagi kalau bukan dia?" kata gadis itu dengan alis berkerut.
18