Page 20 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 20

"Tenaga tusukan tongkat yang hebat" kata seorang.


               "Dan jejak kakinya tidak tampak, tak salah lagi, Pat-jiu Kaiong (Raja Pengemis

               Berlengan  Delapan),  tentu  telah  lewat  disini,  dan  baru  saja.  Hayo  cepat  kita

               mengejarnya!  Jangan  sampai  dia  mendahului  kita  memasuki  Hutan  Seribu

               Bunga!" kata orang tertua di antara mereka, seorang berusia empat puluh tahun

               yang bermuka seperti harimau.

               Karena  kini  merasa  yakin  bahwa  jejak  lubang-lubang  itu  tentu  terbuat  oleh

               tongkat Pat-jiu kai-ong, maka tiga belas orang tokoh Bu-tong-pai itu mencabut

               senjata masing-masing dan tampaklah berkilaunya senjata tajam itu meluncur ke

               depan ketika tiga belas orang itu mengerahkan ginkang mereka dan menggunakan

               ilmu berlari cepat melakukan pengejaran ke depan, ke arah jejak berlubang itu.

               Tak lama kemudian terdengarlah oleh mereka bunyi nyanyian kakek pengemis

               tadi. Tiga belas orang ini memperlambat larinya dan satu-satunya wanita diantara


               mereka mengomel lirih, "Hemm, dasar manusia iblis. Selama hidupnya mengejar
               kesenangan dan demi kesenangan dia tidak segan melakukan hal-hal terkutuk


               yang kejamnya melebihi iblis sendiri!

               "Sssssttt,  Sumoi,  terhadap  orang  seperti  dia  kita  harus  berhati-hati.  Semenjak

               dahulu,  Bu-tong-pai  tidak  pernah  bermusuhan  dengan  tokoh  kang-ouw  yang

               manapun juga, tidak pula mencampuri urusan mereka. Maka biarlah nanti kita

               bertanya  dia  secara  baik-baik  dan  kalau  tidak  terpaksa  sekali  lebih  baik  kita

               menghindarkan  pertempuran."  Kata  twasu-heng  (kakak  seperguruan  tertua)

               mereka.  Semua  sutenya  mengangguk,  akan  tetapi  sumoinya  mengomel,

               "Siapakah yang takut kepadanya?" Dia melintangkan pedangnya.


               Memang  nona  yang  bernama  The  Kwat  Lin  ini,  terkenal  berhati  keras  dan

               pemberani  dan  memang  ilmu  pedangnya  hebat  maka  tidaklah  mengherankan

               apabila diat terhitung seorang di antara Cap-sha Sin-hiap yang terkenal di dunia

               kang-ouw. "Sumoi, kita harus mentaati perintah Suhu, agar tidak membawa Bu-

               tong-pai menanam bibit permusuhan dengan golongan lain, baik kaum bersih



                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25