Page 29 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 29

mencegah dia membunuh diri! "Bretttt...bretttt....!" Tongkat kakek itu bergerak

               beberapa kali dan seperti disulap saja seluruh pakaian yang membungkus tubuh

               Kwat Lin cabik-cabik dan cerai-berai, membuatnya menjadi telanjang bulat sama

               sekali! Kwat Lin menjerit akan tetapi tiba-tiba, seperti seekor kucing menerkam

               tikus,  sambil  mengeluarkan  suara  ketawa  menyeramkan,  kakek  itu  telah

               menubruk dan memeluknya sehingga mereka berdua bergulingan diatas rumput

               yang bernoda darah para korban keganasan kakek itu! Kwat Lin melawan sekuat

               tenaga,  namun  sia-sia  belaka.  Untuk  membunuh  diri  tidak  ada  jalan  baginya,

               untuk  melawan  pun  percuma,  bahkan  semua  jeritan  tangis  dan  permohonan,

               semua usahanya merontaronta tiada gunanya sama sekali. Bahkan semua usaha

               ini malah menyenangkan hati si Kakek. Seolah-olah seekor kucing yang menjadi

               gembira  dapat  mempermankan  seekor  tikus  yang  telah  tersudut  dan  tidak

               berdaya,  mempermainkannya  dan  melihatnya  tersiksa  dan  meronta  sebelum

               menjadi mangsanya! Selama tiga hari tiga malam Kwat Lin menderita siksaan

               yang  amat  hebat.  Diperkosa,  dihina,  diejek.  Pada  hari  ketiga,pagi-pagi  sekali

               dalam  keadaan  lebih  banyak  yang  mati  daripada  yang  hidup,  dalam  keadaan

               setengah sadar, rebah terlentang tak mampu bergerak, hanya matanya saja yang

               mendelik  memandang  kakek  itu.  Kwat  Lin  melihat  kakek  itu  mengenakan

               pakaian, menyambar tongkatnya dan tertawa memandang kepadanya yang masih

               rebah terlentang dalam keadaan telanjang bulat di atas rumput berdarah.."Ha-ha-


               ha, sekarang aku pergi, manis. Aku telah puas, dan kalau kau mau membunuh
               diri,  silahkan.  Ha-ha-ha!"Biarpun  Kwat  lin  berada  dalam  keadaan  menderita


               hebat, kehabisan tenaga, hampir mati karena lelah, muak, jijik, malu, marah dan
               dendam tercampur aduk menjadi satu dalam benaknya, namun kebencian yang


               meluap-luap masih memberinya tenaga untuk berseru, "Jahanam, sekarang aku
               harus  hidup!  Aku  harus  hidup  untuk  melihat  engkau  mampus  di  tanganku!"


               "Ha..ha..ha..ha! Kalau sewaktu-waktu kau merasa rindu kepadaku, manis, datang

               saja ke Hong-san, sampai jumpa!" Kakek itu lalu melangkah pergi meninggalkan

               tempat  itu  meninggalkan  Kwat-Lin  yang  masih  rebah  dan  kini  wanita  yang


                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34