Page 31 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 31
JILID 2
Tiba-tiba Kwat lin bangkit serentak, seolah-olah ada tenaga baru memasuki
tubuhnya yang menderita nyeri, lelah dan kelaparan karena selama tiga hari tiga
malam dia dipermainkan tanpa diberi makan atau minum oleh kakek iblis itu. Dia
berdiri tegak, telanjang bulat, lalu memandang ke arah semua mayat suhengnya,
dan matanya menjadi liar, keluar suara parau dari mulutnya yang pecah-pecah
bibirnya oleh gigitan kakek iblis. "Suheng sekalian, dengarlah! Aku The Kwat
Lin, bersumpah untuk membalaskan kematian suheng sekalian. Satu-satunya
tujuan hidupku sekarang hanyalah untuk membalas dendam dan membunuh iblis
busuk Pat-jiu Kai-ong!" Tiba-tiba dia terhuyung mundur memandang wajah twa-
suhengnya. Pria inilah sebetulnya yang sudah sejak dahulu mencuri hatinya.
"Twa Suheng......!" Dia menubruk dan berlutut di dekat mayat yang sudah mulai
membusuk itu. "Jangan berduka,
Twa-suheng....jangan menangis......" Dia berdirisesunggukan. "Apa.....? Aku
telanjang.....? Pakaianmu......? Seperti orang gila yang bicara dengan sesosok
mayat, Kwat Lin bertanya, kemudian dia membuka baju dab celana luar dari
mayat yang sudah kaku kejang itu dengan agak susah, dan mengenakan pada
tubuhnya sendiri. Tentu saja agak kebesaran. "Hi-hi-hik, pakaianmu kebesaran,
Suheng......." Dia memandang wajah mayat twa-suhengnya dan tertawa lagi. "Hi-
hik,nah,begitu, tertawalah Twa-suheng, tertawalah para suheng sekalian......,
tertawa dan bergembiralah karena dendam kalian pasti akan kubalaskan...! Hi-hi-
hik... hu-hu-huuuhhh..." Dia menangis lagi terisak-isak dan dengan terhuyung-
huyung dia meninggalkan tempat mengerikan itu setelah mengambil pedang
twasuhengnya. Pedang itu adalah pedang pusaka terbaik di antara pedang ketiga
belas orang pendekar Bu-tong-pai itu, sebatang pedang pemberian Ketua Bu-tong
pai sendiri, pedang yang di dekat gagangnya ada gambar setangkai bunga Bwee
30