Page 38 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 38

"Perempuan  rendah!"  Orang  pertama  dari  lima  pendekar  itu  marah  sekali,

               goloknya menyambar dahsyat, tapi tiba-tiba golok itu terhenti di tengah udara

               karena  telah  terikat  oleh  sebuah  benda  hitam  panjang  yang  lembut.  Kiranya

               wanita itu telah mengudar gelung rambutnya dan ternyata rambut itu panjangnya

               sampai ke bawah pinggulnya, rambut yang gemuk hitam, panjang dan harum

               baunya, bahkan bukan itu saja keistemewaannya, rambut itu dapat dipergunakan

               sebagai senjata ampuh, sebagai cambuk yang kini berhasil membelit golok orang

               pertama dari Kee-san ngo-hohan! Sebelum orang ini ssempat menarik goloknya,

               tangan  kiri  Kiam-mo  Cai-li  bergerak  menghantam  tengkuk  orang  itu  dengan

               tangan  miring.  "Krekk!"  Laki-laki  itu  mengeluh  dan  roboh  tak  dapat  bangkit

               kembali  karena  dia  telah  terkena  totokan  istimewa  yang  membuat  tubuhnya

               lumpuh  sungguhpun  dia  masih  dapat  melihat  dan  mendengar.  Empat  orang

               lainnya  terkejut  dan  marah  sekali.  Mereka  memutar  golok  lebih  gencar  lagi,

               bahkan kini tangan kiri mereka membantu dengan serangan totokan Sam-ci-tiam-

               hoat  yang  ampuh!  Namun  orang  yang  mereka  keroyok  itu  tertawa-tawa

               mempermainkan  mereka.  Setiap  serangan  golok  dapat  dihalau  dengan  mudah

               oleh  payung  yang  diputar-putar  sedangkan  ujung  rambut  yang  panjang  itu

               mengeluarkan  suara  ledakan-ledakan  kecil  dan  menyambarnyambar  di  atas

               kepala mereka, tidak menyerang, hanya mendatangkan kepanikan saja karena

               memang dipergunakan untuk mempermainkan mereka.


               "Mampuslah!"  Orang  ke  dua  yang  menyerang  dengan  golok  ketika  goloknya

               ditangkis,  cepat  dia  "memasuki"  lowongan  dan  berhasil  mengirim  totokan.

               Karena  tempat  terbuka  yang  dapat  dimasuki  jari  tangannya  di  antara  putaran

               payung itu hanya di bagian dada, maka dia menotok dada kiri wanita itu. Dalam

               keadaan seperti itu, menghadapi lawan yang amat tangguh, pendekar ini sudah

               tidak mau lagi mempergunakan sopan santun yang tentu tidak akan dilanggarnya

               kalau keadaan tidak mendesak seperti itu.."Cusss...!" tiga buah jari tangan itu

               tepat mengenai buah dada kiri yang besar, tapi dia hanya merasakan sesuatu yang

               lunak  hangat,  sedangkan  wanita  itu  sama  sekali  tidak  terpengaruh,  bahkan


                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43