Page 42 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 42
Dia lalu membungkuk dan menarik lengan seorang di antara mereka, kemudian
menggunakan kuku jari kelingking kiri menggurat beberapa tempat di punggung
dan tengkuk pria ini. Orang itu menggigil, menggigit bibir menahan sakit, akan
tetapi karena dia tidak mampu mengerahkan sinkang, dia tidak dapat melawan
pengaruh hebat yang menggetarkan tubuhnya melalui luka-luka goresan kuku
beracun dari kelingking itu. Mukanya menjadi merah, juga matanya menjadi
merah dan napasnya terengah-engah. Tiga orang pendekar yang lain memandang
penuh kekhawatiran dan kengerian.
Tiba-tiba wanita itu terkekeh, menggunakan tangan membebaskan totokan
sehingga orang itu dapat menggerakkan kaki tangannya dan terjadilah hal yang
membuat tiga orang pendekar yang masih rebah lumpuh itu terbelalak penuh
kengerian. mereka melihat Sute mereka itu seperti seorang gila menerkam dan
mendekap tubuh wanita itu penuh gairah nafsu! Dengan mata terbelalak mereka
melihat betapa wanita itu menyambutnya dengan kedua lengan terbuka,
bergulingan di atas rumput dan tampak betapa wanita itu membiarkan dirinya
diciumi, kemudian mengalihkan mulutnya yang lebar ke leher Sute mereka!
Mereka bertiga terpaksa memjamkan mata agar tidak usah menyaksikan
peristiwa yang memalukan dan terkutuk itu.
Mereka mengerti bahwa Sute mereka melakukan hal terkutuk itu karena
terpengaruh oleh racun yang diguratkan oleh kuku jari kelingking si iblis betina,
dan mereka tahu pula bahwa Sute mereka yang diamuk pengaruh jahanam itu
tidak tahu bahwa darahnya dihisap oleh wanita itu yang seperti telah dilakukan
pada orang pertama tadi kini juga menghisap darahnya sepuas hatinya. Dapat
diduga lebih dahulu bahwa tiga orang yang lain juga mengalami siksaan yang
sama tanpa dapat berdaya apa-apa tanpa dapat melawan. Hal ini dilakukan
berturut-turut oleh Kiam-mo Cai-li dan tiga hari tiga malam kemudian, dia
meninggalkan tempat itu sambil menjilat-jilat bibirnya penuh kepuasan.
41