Page 46 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 46
terkejut ketika ada angin panas menyambar, maka dia cepat menunda niatnya
menangkap Sin-tong dan bergerak menangkis. Keduanya merasakan dahsyatnya
tenaga lawan dan terpental ke belakang!
Sejenak mereka saling berpandangan dan Pat-jiu Kai-ong yang lebih dulu dapat
menguasai dirinya lalu tertawa, "Ha-hayha, lama tidak jumpa, Kiam-mo Cai-li
menjadi makin gagah saja!" "Pat-jiu Kai-ong, selama ada aku disini, jangan harap
kau akan dapat merampas Sin-tong dari tanganku!" Wanita itu berkata dan
memandang tajam, siap menghadapi kakek yang dia tahu merupakan lawan yang
tangguh itu.
"Aha, Kiam-mo Cai-li, sekali ini kau mengalahlah kepadaku. Aku
membutuhkannya untuk menyempurnakan ilmuku..."
"Hi-hik, Ilmu Hiat-ciang Hoat-sut, bukan? Kau sudah cukup tangguh, Kai-ong,
dan betapa mudahnya bagimu untuk mencari seratus orang anak lagi untuk kau
hisap darah, otak dan sumsumnya. Jangan Sin-tong!" "Hemmmm, kau mau
menang sendiri. Apa kaukira aku tidak tahu mengapa kau menghendaki Sin-tong?
Dia masih terlalu muda, Cai-li, tentu tidak akan memuaskan hatimu. Apa
sukarnya bagimu mencari orang-orang muda yang kuat dan menyenangkan?"
"Cukup! Kita mempunyai keinginan sama, dan jalan satusatunya adalah untuk
memperebutkannya dengan kepandaian!"
"Ha-ha-ha, bagus sekali. Memang aku ingin mencoba kepandaian Wanita Pandai
dari Rawa Bangkai!" Liok Si, Si Wanita Pandai Berpayung Pedang dari Rawa
Bangkai sudah tak dapan menahan kemarahannya melihat ada orang berani
merintanginya, maka sambil berteriak keras dia sudah menerjang maju dengan
senjatanya yang istimewa, yaitu payung hitam yang tangkainya sebatang pedang
runcing itu. "Trakkk!" Pat-jiu Kai-ong sudah menggerakkan tongkatnya
menangkis. Gempuran dua tenaga raksasa membuat keduanya terpental lagi ke
belakang dan Pat-jiu Kai-ong cepat meloncat ke depan, tongkatnya berubah
menjadi segulungan sinar hitam yang menyambar ganas.
45