Page 49 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 49

kepala atau pantatnya, matanya liar memandang ke kanan-kiri. Inilah dia tokoh

               hebat  yang  berjuluk  Thian-tok  (Racun  Langit),  bekas  suheng  Tee-tok  yang

               memiliki kepandaian khas. Selain lihai dalam hal racun sesuai dengan nama dan

               julukannya, juga dia adalah seorang pemuja Kauw Cee Thian atau Cee Thian

               Thaiseng,  Si  Raja  Monyet  itu,  yaitu  sebatang  tongkat  yang  dia  beri  nama

               Kimkauw-pang seperti tongkat Si Raja Monyet. Juga dia telah menciptakan ilmu

               silat tangan kosong yang meniru gerak-gerik seekor monyet yang diberinya nama

               Sin-kauw-kun(Ilmu  Silat  Monyet  Sakti).  Seperti  juga  Tee-tok,  dia  tidak

               mempunyai tempat tinggal yang tetap, dan tidak ada yang tahu lagi nama aslinya,

               yaitu Bhong Sek Bin.


               "Hemmm, setelah ada aku disini jangan harap segala macam iblis dapat berbuat

               sesuka  hati  sendiri!"  kata  orang  ke  tiga,  suaranya  kasar  dan  keras,  pandang

               matanya  seperti  ujung  pedang  menusuk.  Orang  ini  bernama  Ciang  Ham

               julukannya Thian-he Te-it, Sedunia Nomor satu! Usianya kurang lebih 50 tahun,

               dan  dia  adalah  ketua  dari  Perkumpulan  Kang-jiu-pang  (Perkumpulan  Lengan

               Baja) yang didirikannya di Secuan..Di tangan kirinya tampak sebatang senjata

               tombak gagang panjang, dan selain terkenal sebagai seorang ahli


               bermain tombak, dia pun terkenal sebagai seorang ahli bermain tombak, dia pun
               terkenal memiliki lengan sekuat baja! Pakaiannya ringkas seperti biasa dipakai


               oleh seorang ahli silat dan setiap gerak-geriknya menunjukkan bahwa dia telah

               mempunyai kepandaian silat yang sudah mendarah daging di tubuhnya. Orang ke

               empat adalah seorang berpakaian sastrawan, sikapnya halus, usianya 50 tahun

               tapi masih tampak tampan, tubuhnya sedang dan dia sudah menjura ke arah kedua

               orang datuk golongan hitam itu. Di pinggangnya terselip sebatang mauwpit alat

               tulis pena panjang. "Kami berlima dengan tujuan yang sama datang ke tempat ini,

               tidak  sangka  bertemu  dengan  dua  orang  tokoh  terkenal  seperti  Ji-wi  (Anda

               berdua),  Pat-jiu  Kai-ong  dan  Kiammo  Cai-li,  terutama  sekali  kepada  Cai-li,

               terimalah hormatku." Pat-jiu Kai-ong sudah segera dapat mengenal siapa orang




                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54