Page 48 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 48
Orang pertama adalah seorang kakek berusia enam puluh tahun, bertubuh tinggi
besar dengan muka merah seperti tokoh Kwan Kong dalam cerita Sam-kok,
kelihatan gagah sekali, di punggungnya tampak dua batang pedang menyilang,
matanya lebar alisnya tebal dan suaranya nyaring ketika dia tertawa, "Ha-ha-ha,
kiranya bukan hanya orang gagah saja yang tertarik kepada Sin-tong, juga iblis-
iblis berdatangan sungguhpun tentu mempunyai niat lain!" Dengan ucapan yang
jelas ditujukan kepada Kiam-mo Cai-li dan Pat-jiu Kai-ong ini, dia memandang
dua orang itu dengan terang-terangan. Orang ini bukanlah orang sembarangan,
namanya sendiri adalah Siang-koan Houw, akan tetapi dia lebih terkenal dengan
sebutan Tee-tok (Racun Bumi) karena selain merupakan seorang ahli racun yang
sukar dicari tandingannya, juga dia amat ganas menghadapi lawan tidak
mengenal ampun dan selain itu, juga dia amat jujur dan blak-blakan, bicara dan
bertindak tanpa pura-pura lagi. Ilmu silatnya tinggi sekali, dan yang paling
terkenal sehingga menggegerkan dunia persilatan adalah ilmu pukulannya yang
disebut Pek-lui-kun (Ilmu Silat Tangan Kilat) dan Ilmu Pedangnya Ban-tok
Siang-kiam (Sepasang Pedang Selaksa Racun)! Tidak ada orang yang tahu
dimana tempat tinggalnya karena memang dia seorang perantau yang muncul
dimana saja secara tak terduga-duga seperti kemunculannya sekarang ini di Hutan
Seribu Bunga. "Huhh, bekas Suteku yang tetap goblok!" kata orang kedua. "Masa
masih tidak mengerti apa yang dikehendaki dua iblis ini. Jembel busuk itu tentu
ingin menghisap darah dan otak Sintong untuk menyempurnakan Ilmu Iblisnya
Hiat-Ciang Hoatsut. Sedangkan iblis betina genit ini apa lagi yang dicari kecuali
sari kejantanan Sin-tong? Hayo kalian menyangkal, hendak kulihat apakah kalian
begitu tak tahu malu untuk menyangkal!" Orang yang kata-katanya amat
menusuk ini adalah seorang kakek yang beberapa tahun lebih tua daripada Tee-
tok, bahkan menyebut Tee-tok sebagai bekas sutenya karena memang demikian.
Dia bertubuh tinggi kurus dan mukanya seperti tengkorak mengerikan, di
ketiaknya terselip sebatang tongkat panjang dan gerak-geriknya ketika bicara
seperti seekor monyet tidak mau diam, bahkan kadangkadang menggaruk-garuk
47