Page 44 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 44
Juga in Liong, bocah ajaib itu, berhenti sebentar mengumpulkan dan memilih
obat yang akan dibagikan karena mendengar suara nyanyian yang aneh itu. Akan
tetapi begitu kata-kata nyanyian itu dimengertinya, dia mengerutkan alisnya dan
menggeleng-geleng kepala.
"Aihh, kalau hidup hanya untuk mengejar kesenangan, apapun juga tentu tidak
akan dipantangnya untuk dilakukan demi mencapai kesenangan!" kata Sin Liong.
"Huh-ha-ha, benar sekali, Sin-tong. Untuk mencapai kesenangan harus berani
melakukan apapun juga, termasuk membunuh para tamu-tamu yang tiada
harganya ini!"
Terdengar jawaban dan tahu-tahu disitu telah berdiri Pat-jiu Kai-ong! Sebagai
lanjutan kata-katanya, tongkatnya ditekankan kepada tanah di depan kaki lalu
lima kali ujung tongkat itu bergerak menerbangkan tanah dan kerikil ke depan.
Tampak sinar hitam berkelebat menyambar lima kali, disusul jerit-jerit kesakitan
dan robohlah berturut-turut lima orang dusun yang berada di depan Sin Liong,
roboh dan berkelojotan kemudian tewas seketika karena tanah dan kerikil itu
masuk ke dalam kepala mereka!
"Hi-hi-hik, kepandaian seperti itu saja dipamerkan di depan Sin-tong lihat ini!"
Tiba-tiba terdengar suara ketawa merdu dan tau-tahu di situ telah berdiri seorang
wanita cantik yang bukan lain adalah Kiam-mo Cai-li! Dia menudingkan payung
hitamnya yang tertutup itu ke arah para penghuni dusun yang berwajah pucat dan
dengan mata terbelalak memandang lima orang teman mereka yang telah tewas.
"Cuat-cuat-cuat...!" Dari ujung payung itu meluncur sinar-sinar hitam dan
berturut-turut, enam orang dusun yang masih hidup menjerit dan roboh tak
bergerak lagi, leher mereka ditembusi jarumjarum hitam yang meluncur keluar
dari ujung payung itu!
Sejenak Sin Liong terbelalak memandang kepada kedua orang itu yang berdiri di
sebelah kanan dan kirinya. Kemudian dia memandang ke bawah, ke arah tubuh
sebelas orang dusun yang telah menjadi mayat. Mukanya menjadi merah, air
43