Page 43 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 43
Setelah dia melempar kerling ke arah lima tubuh telanjang yang sudah menjadi
mayat semua itu, bergegas dia pergi mendaki Jeng-hoa-san untuk mencari Sin-
tong yang amat diinginkan..Lima orang Kee-san Ngo-hohan itu mengalami
kematian yang amat mengerikan. Tubuh mereka kehabisan darah, kulit
mengeriput. Mereka seperti lima ekor lalat yang terjebak ke sarang laba-laba dan
setelah semua darah mereka disedot habis oleh laba-laba, mayat mereka yang
sudah kering dan habis sarinya itu dilemparkan begitu saja.
Kwa Sin Liong, atau yang lebih terkenal dengan nama panggilan Sin-tong, pada
pagi hari itu seperti biasa setelah mandi cahaya matahari, lalu menjemur obat-
obatan dan tidak lama kemudian berturut-turut datanglah orang-orang dusun yang
membutuhkan bahan obat untuk bermacam penyakit yang mereka derita.
Sin tong mendengarkan dengan sabar keluhan dan keterangan mereka tentang
sakit yang mereka derita, menyiapkan obat-obat untuk mereka semua dengan hati
penuh belas kasihan. Semua ada sebelas orang dusun, tua muda laki perempuan
yang memandang kepada bocah itu dengan sinar mata penuh kagum dan
pemujaan. Baru bertemu dan memandang wajah Sin-tong itu saja, mereka sudah
merasa banyak berkurang penderitaan sakit mereka. Seolah-olah ada wibawa
yang keluar dari wajah bocah penuh kasih sayang itu yang meringankan rasa sakit
yang mereka derita. Tentu saja hal ini sebenarnya terjadi karena kepercayaan
mereka yang penuh bahwa bocah itu akan dapat menyembuhkan penyakit
mereka, sehingga keyakinan ini sendiri sudah merupakan obat yang manjur. Dan
bocah ajaib itu memang bukanlah seorang dukun yang menggunakan kemujijatan
dan sulap atau sihir untuk mengobati orang, melainkan berdasarkan ilmu
pengobatan yang wajar. Dia memilih buah, daun, bunga atau akar obat yang
memang tepat mengandung khasiat atau daya penyembuh terhadap penyakit-
penyakit tertentu itu. Tiba-tiba terdengar nyanyian yang makin lama makin jelas
terdengar oleh mereka semua.
42