Page 67 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 67
Siucai dari Bengsan, senjataku adalah suling dan pensil bulu entah kau bisa
mainkannya atau tidak.”
“Gin-siauw Siucai, sudah lama aku mendengar namamu yang terkenal. Jangan
khawatir, aku tentu saja dapat mainkan ilmumu. Dengan ranting pendek ini aku
meniru sulingmu, dan aku pun memiliki sebatang pensil bulu.” Orang itu
memungut sebatang ranting yang panjangnya sama dengan suling perak di tangan
Gin-siauw Siucai, juga dia mencabut keluar pensil bulu yang tadi dia pergunakan
untuk mencoret-coret wanita tujuh orang tokoh sakti itu sedang saling bertempur.
Akan tetapi kalau pensil bulu di tangan Gin-siauw Siucai adalah pensil yang
dibuat khas, bukan hanya untuk menulis akan tetapi juga dipergunakan sebagai
senjata sehingga gagangnya terbuat dari baja tulen, adalah pensil di tangan orang
itu hanyalah sebatang pensil biasa saja.
Berkerut alis Gin-siauw Siucai. Orang itu dianggapnya terlalu memandang
rendah kepadanya. Akan tetapi karena orang itu tersenyum-senyum dan meniru
menggerak-gerakkan pensil dan “suling” di tangannya, dia.lalu berkata, “Apa
boleh buat, engkau sudah memperoleh kemenangan. Kalau kau kalah, orang akan
menyalahkan aku yang menggunakan senjata lebih kuat. Kalau aku yang kalah,
engkau akan menjadi makin terkenal, sungguhpun kami belum tahu siapa kau.
Nah, mulailah!” Siucai ini cerdik dan dia sengaja menantang agar lawannya
bergerak lebih dulu.
Akan tetapi orang itu tersenyum dan wanita menggerakkan kedua senjata
istimewa itu berkata, “Lihat baik-baik, Siucai. Bukankah ini jurus terampuh dari
suling dan pensilmu?” Kedua tangan orang itu bergerak dan Gin-siauw Siucai
terkejut mengenal jurus-jurus maut dari kedua senjatanya dimainkan oleh orang
itu untuk menyerangnya! Tentu saja dia dapat memecahkan jurus ilmunya sendiri
dan berhasil menangkis kedua senjata lawan, akan tetapi seperti juga yang lain
tadi, dia merasa betapa kedua lengannya tergetar hebat, tanda bahwa dalam hal
sinkang dia masih kalah jauh. Namun, Siucai ini merasa penasaran sekali.
66