Page 70 - REAKSI SEnyawa organik MONOFUNGSI
P. 70

Chapter 4 Alkohol dan Eter






                        4.2. Sifat fisika dan kimia alkohol dan eter
                        4.2.1. Sifat fisika alkohol dan eter
                               Titik  didih  alkohol  selalu  jauh  lebih  tinggi  daripada  alkana

                        analognya.  Titik  didih  alkohol  meningkat  seiring  bertambahnya  jumlah
                        atom karbon. Ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol hampir sama untuk
                        semua  alkohol,  tetapi  gaya  dispersi  meningkat  saat  alkohol  bertambah

                        besar. Daya tarik ini semakin kuat saat molekul bertambah panjang dan
                        memiliki  lebih  banyak  elektron.  Hal  ini  meningkatkan  ukuran  dipol
                        sementara yang terbentuk. Inilah sebabnya mengapa titik didih meningkat
                        saat  jumlah  atom  karbon  dalam  rantai  meningkat.  Dibutuhkan  lebih

                        banyak energi untuk mengatasi gaya dispersi, dan dengan demikian titik
                        didih  meningkat.  Alkohol  mudah  larut  dalam  air,  namun  kelarutan
                        menurun seiring bertambahnya panjang rantai hidrokarbon dalam alkohol.

                               Eter tidak memiliki atom hidrogen yang terikat pada atom oksigen
                        (tidak  ada  gugus  OH),  sehingga  tidak  terbentuk  ikatan  hidrogen
                        antarmolekul  pada  molekul  eter.  Hal  ini  menyebabkan  titik  didih  eter
                        relatif  rendah  dan  jauh  lebih  rendah  dibandingkan  alkohol  yang  setara.

                        Namun,  karena  adanya  atom  oksigen,  eter  dapat  membentuk  ikatan
                        hidrogen dengan molekul air, sehingga memiliki kelarutan dalam air yang
                        hampir sama dengan alkohol isomeriknya. Sebagai contoh, dimetil eter dan

                        etanol (keduanya memiliki rumus molekul C₂H₆O) larut sepenuhnya dalam
                        air.
                        4.2.2. Sifat kimia alkohol dan eter
                               Alkohol dapat mengalami reaksi substitusi dengan asam kuat seperti

                        HCl,  HBr,  atau  HI  untuk  membentuk  alkil  halida.  Proses  ini  biasanya
                        membutuhkan  katalis  seperti  ZnCl₂.  Alkohol  tidak  menjalani  reaksi
                        substitusi pada larutan netral atau basa dikarenakan OH merupakan gugus

                        pergi  yang  sangat  buruk.  Alkohol  juga  mengalami  reaksi  eliminasi
                        menghasilkan alkena. Reaksi eliminasi ini disebut reaksi dehidrasi karena
                        air dilepaskan pada reaksi ini. Suatu alkohol dalah asam atau basa yang
                        sangat lemah sama seperti air. Alkohol dapat bertindak sebagai asam dan

                        melepaskan proton (menghasilkan ion alkoksida RO ). Alkohol dapat pula
                                                                                -
                        bertindak sebagai basa dan menerima proton (menghasilkan suatu alkohol
                        terprotonkan, ROH2 ).
                                             +



                          68    REAKSI SENYAWA OGANIK MONOFUNGSI
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75