Page 106 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 106

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  87


                  Dengan  demikian  terdapat perbedaan respon  hukum
              pertanahan  atas perbedaan paradigma  tersebut.  “Hukum
              pertanahan  yang berlandaskan  pada nilai individualisme,
              efisiensi,  dan  keadilan  distributif  menekankan  pengaturan
              penguasaan  tanah  dalam  skala besar  untuk mengimbangi
              besarnya modal usaha yang diinvestasikan. Sebaliknya hukum
              pertanahan  yang  berlandaskan  pada  nilai  kebersamaan,
              kekeluargaan, dan keadilan komunatatif atau keadilan korektif
              menekankan penguasaan tanah yang terbatas atau berskala

              kecil  yang hasilnya  cukup memenuhi kebutuhan  pangan
              mereka atau penguasaan tanah yang bersifat subsisten.
                                                             25
                  Selaras dengan  politik  hukum  tanah  ulayat di atas,
              adalah suatu hipotesis yang menarik ketika Dr. Mochtar Naim
              mengatakan bahwa “peralihan tanah ulayat menjadi tanah

              milik pribadi berakibat pada terjadinya proses penggureman
              dan  pemiskinan, karena  pola budaya yang mengenal hak
              pakai – yang dimaksud adalah hak pakai ganggam bauntuak
              di  atas tanah  ulayat  – tidak  menyebabkan terjadinya
              proses penggureman dan pemiskinan, sedang pola budaya
              yang mengenal hak milik menyebabkan timbulnya proses
              penggureman dan pemiskinan.
                                          26



                  Budaya, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal.27.
              25  Mubyarto dkk., 1992, Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan:
                  Kajian Sosial Ekonomi, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta,
                  hal. 15-16.
              26  Disarikan dari beberapa tulisan Dr. Mochtar Naim tentang
                  tanah adat (tanah ulayat).
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111