Page 156 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 156

bagi masyarakat, yang kebanyakan adalah nelayan dan petani.
           Sedimentasi pasir yang dimobilisir oleh arus air sungai
           Citanduy khususnya, memberikan dampak berkurangnya
           hasil tangkapan ikan karena kerusakan kondisi ekologis di
           perairan Segara Anakan. Sementara, tanah timbul bisa men-
           jadi alternatif utama pengalihan sumber pendapatan dengan
           mengolahnya (pertanian). Dengan demikian, motif penguasa-
           an tanah timbul semakin tinggi dalam masyarakat, baik yang
           berporfesi nelayan maupun petani. Tanah itu kini menggiurkan
           tidak hanya bagi orang asli Kampung Laut, banyak pula pen-
           datang dari luar melirik penguasaan tanah timbul. Konflik
           kemudian tak jarang terjadi. Orang kampung laut kemudian
           menguatkan hak mereka dengan berbagai landasan sejarah
           asal-usul (genealogis).


           Asal-usul Orang Kampung Laut dan
           Argumen Penguasaan Tanah Timbul

                Orang Kampung Laut mengasalkan diri mereka ber-
           dasarkan cerita turunan dari leluhur. Ada beberapa versi
                 33
           cerita.  Sebagian percaya bahwa mereka merupakan ketu-
           runan pasukan Galuh Pakuan Pajajaran yang tidak mau kembali
           karena kegagalan pasukan ini mengemban misi suci dari Sri
           Baduga Maharaja Galuh Pakuan Pajajaran untuk mendapat-
           kan air mata Kuda Sembrani dari Ratu Brantarara, Penguasa
           Kerajaan Nusa Tembini di kawasan pulau Nusakambangan.
                Ketidakberhasilan pasukan kerajaan Galuh Pakuan
           Pajajaran ini menyebabkan mereka tidak mempunyai kebe-
           ranian pulang ke kerajaan. Akhirnya mereka memutuskan
           menetap di area kerajaan Nusa Tembini, atau di pulau Nusa-
           kambangan sekarang . Inilah cikal bakal warga Kampung
                               34


               33  Berdasar wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat.
               34  Ibid.

                                                                 142
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161