Page 157 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 157

Laut sekarang. Asumsi bahwa mereka merupakan warga
             Pajajaran bisa dikuatkan oleh beberapa hal: Pertama, sistem
             ekonomi atau pola-pola pencarian nafkah. Warga Kampung
             Laut pada awalnya adalah petani  yang tinggal di Nusa-
                                               35
             kambangan. Kedua, tata cara berbahasa. Jika kita perhatikan
             dengan seksama, dialek warga Kampung Laut asli berbeda
             dengan dialek suku Jawa di Cilacap. Dialek atau lentong asli
             warga Kampung Laut ini berciri ucap agak panjang dan meliuk.
             Dialek ini sangat khas Jawa Barat terutama di daerah Kawasan
             Ciamis dan Banjar.
                   Salah satu cerita lainya, menyebutkan bahwa warga
             pada awalnya berada di daerah pegunungan dan kemudian
             meutuskan tinggal menepi di pantai, akibat gangguan nara-
             pidana di Nusakambangan, yang merupakan pasukan Pangeran
             Diponegoro yang ditahan oleh Belanda. Kehadiran pasukan
             Pangeran Diponegoro yang dirantai ini pada awalnya tidak
             terlalu menganggu. Namun kemudian, Belanda melakukan
             provokasi dengan menyebar isu bahwa warga di Nusakam-
             bangan telah birut atau ikut dengan Belanda . Provokasi itu
                                                       36
             rupanya efektif sekali, sebab kemudian terjadi keresahan di
             kalangan narapidana yang merupakan pasukan Pangeran
             Diponegoro waktu itu. Keresahan ini kemudian berujung pada
             gangguan pada Warga oleh para narapidana. Dimulai dengan
             masa akhir dari perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran
             Diponegoro (1925 – 1930), di mana banyak pasukannya
             ditangkap dan dibui di Nusakambangan. Sistem pengendalian
             tahanan dilakukan dengan cara merantai mereka secara
             sambung-menyambung. Tempat mereka dikumpulkan dan
             dirantai itu, diabadikan oleh warga dengan menyebut tempat


                 35  Wawancara dengan Siswanto, Sekretaris Desa Ujung Alang, 09
             September 2009: pernyataan atau pengakuan ini juga didukung oleh
             penuturan Edi Hartono, tokoh masyarakat Dusun Karang Sari, Desa
             Ujung Gagak pada wawancara tanggak 10 September, 2009.
                 36  Edi Hartono, ibid.

             143
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162