Page 165 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 165
Sistem Bagi Hasil
Bagi masyarakat luar, tidak memungkinkan lagi dapat
mempunyai hak yang sama seperti masyarakat asli melalui
trukah. Masyarakat dari luar harus bekerja sama dengan
masyarakat asli Kampung Laut untuk mendapatkan bagian
hak atas penguasaan tanah di kawasan Tanah Timbul.
Masyarakat Kampung Laut biasanya mengerjakan
trukah sendiri atau bersama keluarga. Namun, ada juga yang
tidak mampu membuka lahan dengan luas yang ada, maka
mereka akan mengusakan pembabatan hutan dengan meng-
ajak masyarakat luar berkerjasama melaui sistem bagi hasil.
Masyarakat asli yang melaksanakan sistem ini membagikan
sebagian tanahnya pada masyarakat luar yang membantu
melakukan pembabatan. Masyarakat luar yang membantu
akan mendapatkan hak kuasa atas tanah yang dibuka dengan
luas 100 ubin (100 meter kali 14 meter) jika ia mampu
membantu membuka lahan sebanyak 350 ubin (350 meter
X 14 meter)
Sistem Transmigrasi Lokal
Tahun 1984, masyarakat mengalami paceklik, tidak
mempunyai sumber daya usaha dan cukup kesulitan. Masya-
rakat kemudian mengusahakan beragam cara untuk menjaga
eksistensi kehidupannya di Tanah Timbul. Namun, wacana
Tanah Timbul sebagai tanah negara mulai mencuat ke per-
mukaan.
Tanah Timbul merupakan tanah negara. Pertimbangan
itu juga yang membuat pemerintah membuat kebijakan
memindahkan masyarakat Kampung Laut agar meninggalkan
Tanah Timbul. Masyarakat Kampung Laut tidak berkenan
untuk dipindahkan oleh pemerintah dalam bentuk trans-
migrasi ke Sumatera. Namun masyarakat masih dapat me-
maklumi kebijakan pemerintah atas program transmigrasi
151