Page 272 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 272
dilakukan adalah pelibatan masyarakat. Selama ini masya-
rakat hanya dijadikan objek dari suatu program yang dijalan-
kan sehingga tidak ada dukungan dari masyarakat. Untuk
itu diperlukan pendekatan partisipatif yang melibatkan setiap
pihak terkait yang ada di masyarakat. Proses pelibatan partisi-
patif ini tidak akan mudah karena masyarakat desa Trisobo
baru mengalami konflik yang panjang. Untuk itu diperlukan
pendampingan yang intensif di desa Trisobo untuk menyatu-
kan kembali masyarakat yang selama ini terpecah.
Penyerahan lahan 11.5 Ha merupakan salah satu alat
yang dapat digunakan sebagai pemersatu warga jika penge-
lolaan lahan tersebut dapat memberikan nilai tambah terhadap
masyarakat sekitar. Lahan 11.5 Ha akan bernilai tambah jika
pengelolaan dan pemanfaatannya dilakukan dengan baik.
Selain itu untuk mencapai keberhasilan dalam menghasilkan
nilai tambah dari tanah 11.5 Ha diperlukan sarana penunjang
lainnya seperti penyediaan infastruktur dan sarana produksi,
pembinaan dan bimbingan teknis, dukungan permodalan dan
distribusi pemasaran.
Seperti yang dikemukan bahwa apapun bentuk penge-
lolaan yang dipilih yang terpenting adalah masyarakat miskin
yang harus menerima manfaatnya, bukan sebagian kelompok
saja apalagi individu. Wacana Koperasi sebagai suatu lembaga
paling sesuai dengan budaya Indonesia masih perlu dikaji
lebih dalam, mengenai apa itu koperasi yang sebenar – benar-
nya. Koperasi hakikatnya merupakan suatu wadah berkumpul-
nya banyak orang untuk mensukseskan tujuan bersama yaitu
mensejahterakan anggotanya. Gotong royong merupakan
prinsip utama dalam menjalankan setiap keputusan anggota
koperasi melalui pengurus yang menjalankan usaha koperasi
itu sendiri. Sehingga maju tidaknya koperasi berada di tangan
kepengurusan yang menjalankannya. Tidak sedikit kita men-
dengar cerita gagal berkoperasi di Indonesia, sebagian besar
diakibatkan oleh manajemen kepengurusan, selain itu anggota
258