Page 45 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 45

32    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


            seluruh wilayah RI, baik yang berstatus tanah negara, tanah
            perseorangan/badan hukum maupun  tanah  ulayat MHA
            (RUU Pertanahan, 2013).

            Restitusi dan kompensasi

                RUU  menyebutkan bahwa MHA berhak mendapatkan
            restitusi dan kompensasi yang layak dan adil atas tanah ulayat,
            perairan, wilayah adat, dan  SDA yang dimiliki secara  turun
            temurun yang diambil alih, dikuasai, digunakan atau dirusak
            tanpa persetujuan MHA.

                Ketentuan lebih lanjut terkait restitusi dan kompensasi
            akan  diatur  dalam Peraturan Pemerintah (PP).  Rumusan
            RUU  tentang  restitusi dan  kompensasi  perlu  diperjelas
            sehingga implementasinya kelak dapat berjalan sesuai dengan
            tujuannya.

                Pertama, RUU  tidak menjelaskan makna  restitusi  dan
            kompensasi,  padahal  dua  hal  itu  berbeda dalam esensinya.
            Merujuk  pada berbagai konvensi internasional  tentang
            pengakuan MHA, restitusi itu dimaknai sebagai upaya untuk
            mengembalikan hak MHA  dalam  situasi /kondisi  semula;
            sedangkan kompensasi diberikan jika secara faktual restitusi
            tidak dapat dilaksanakan.  Kriteria  pemberian  kompensasi
            adalah kesetaraannya  dengan keadaan  sebelum hak MHA
            diambil  alih (ILO Convention No. 169/1989, Draft UN

            Declaration on The Rights of Indigenous Peoples, 28 Oktober
            1994,  Proposed  American  Declaration  on  The Rights of
            Indigenous Peoples, 26 Februari 1997). Kedua, RUU juga belum
            merumuskan  tentang bentuk  restitusi  atau kompensasi.
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50