Page 49 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 49

36    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


            Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat
            Hukum  Adat  telah dicabut,  bagaimana dengan eksistensi
            hak  ulayat  sebagaimana diatur dalam  UUPA dan  berbagai
            peraturan perundang-undangan yang berlaku?

            Hak komunal dan hak ulayat

                Tampaknya Permen menyamakan hak komunal dengan
            hak ulayat.  Dalam pembicaraan  sehari-hari,  menggunakan
            istilah “hak komunal”, “tanah milik bersama”, “hak  ulayat”
            barangkali  lebih “bebas” karena  tidak  ada implikasi
            hukumnya.  Tetapi,  ketika istilah itu  dirumuskan  dalam
            peraturan  perundang-undangan harus jelas konsepsinya
            karena ada implikasi hukumnya. Penyamaan itu antara lain

            tampak  dalam konsiderans huruf b “bahwa hukum  tanah
            nasional Indonesia mengakui adanya Hak Komunal dan yang
            serupa itu  dari MHA,  sepanjang  pada kenyataannya masih
            ada, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU No. 5 Tahun
            1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.”

                Sebagaimana diketahui Pasal 3 UUPA tidak menyebutkan
            tentang HK,  tetapi merumuskan  tentang hak  ulayat.
            Demikian juga dari rumusan Pasal 17 Permen yang berbunyi
            sebagai berikut:  “MHA  dan hak  atas  tanahnya  yang  sudah
            ada dan telah ditetapkan sebelum Permen ini berlaku tetap
            sah dan dapat diberikan hak komunal atas tanahnya”, dapat
            disimpulkan bahwa  yang  dimaksudkan  dengan hak MHA
            yang sudah ada itu sejatinya adalah hak ulayat sebagaimana

            diatur dalam  berbagai  peraturan daerah, yang oleh  Permen
            disamakan atau bahkan diganti dengan HK.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54