Page 104 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 104

Secara berpasangan, peserta didik berada dalam kelompok beranggotakan
                   empat orang dengan dua pasangan pasangan di setiap kelompok. Setiap pasangan
                   mempraktikkan tugas, saling mengajar seperti dalam pengajaran sesama. Kedua
                   pasangan kemudian berkumpul untuk menilai satu sama lain untuk melihat apakah
                   mereka mencapai hasil yang sama, untuk memberikan umpan balik lebih lanjut,
                   dan untuk berlatih. Misalnya, strategi    pair-check  dapat digunakan untuk mengajar
                   menggiring dengan tangan. Setelah tugas awal diberikan, masing-masing pasangan
                   bekerja bersama, dengan fokus pada penggunaan bantalan jari, lutut ditekuk, dan
                   tangan tetap di atas bola. Kemudian, ketika kedua anggota dari satu pasangan merasa
                   telah menguasai tugas, mereka berkumpul untuk memeriksa pasangan lainnya. Dalam
                   pengertian ini, pemeriksaan berpasangan lebih seperti pengajaran rekan.
                       Dalam format jigsaw,    peserta didik biasanya berada dalam kelompok “rumah”
                   yang terdiri dari tiga atau empat orang. Setiap siswa menjadi ahli dalam satu
                   aspek keterampilan atau tugas dengan bekerja bersama peserta didik yang ahli
                   dari kelompok lain. Peserta didik kemudian kembali ke kelompok asal mereka dan
                   mengajari kelompok mereka sebagian dari keterampilan tersebut. Format jigsaw
                   dapat digunakan dengan cukup efektif untuk mengajarkan aktivitas dengan banyak
                   bagian dan secara bersamaan mengembangkan saling ketergantungan.

                       Misalnya, pendekatan jigsaw     dapat digunakan saat membuat rutinitas tarian
                   sederhana yang melibatkan konsep travelling, keseimbangan, dan ruang. Kelas dibagi
                   menjadi kelompok rumah yang terdiri dari empat orang. Di awal kelas, empat stasiun
                   disiapkan — satu untuk berpindah, menggabungkan tingkat yang berbeda, seseorang
                   dengan berpindah di jalur yang berbeda, satu dengan tikungan dan belokan, dan
                   lainnya dengan gerakan/alur ekstensi yang berbeda. Satu orang dari setiap kelompok
                   asal pergi ke setiap stasiun dan merancang urutan dengan kelompoknya untuk
                   memenuhi kriteria di stasiun. Setiap siswa kemudian kembali ke kelompok asalnya
                   sebagai ahli dalam urutan tersebut dan mengajarkannya kepada kelompok. Kelompok
                   tersebut kemudian menyusun urutan untuk membentuk tarian mereka.

                       Pembelajaran kooperatif adalah format pembelajaran kooperatif di mana
                   kelompok kecil membuat proyek dengan banyak komponen (Dyson dan Casey, 2016).
                   Setiap kelompok kecil bertanggung jawab atas satu komponen dari proyek yang lebih
                   besar. Untuk mencapai manfaat tersebut, peran guru harus berubah dari pengajaran
                   interaktif yang digunakan dalam pendekatan terstruktur menjadi fasilitasi dan
                   pengajaran tidak langsung. Pertama, guru harus terampil merancang tugas yang
                   bermakna bagi siswa. Kedua, peran guru tentang demonstrasi dan perubahan umpan
                   balik. Seperti dalam penyelidikan divergen, beberapa demonstrasi kemungkinan
                   tanggapan diperlukan. Umpan balik pada awalnya berbentuk membantu kelompok
                   bekerja sama untuk memecahkan masalah kelompok dan menjawab tugas, diikuti
                   dengan umpan balik keterampilan setelah kelompok merancang tanggapan mereka.






                          Buku Panduan Guru
                   98        Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109