Page 288 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 288

•  Prevalensi obesitas tetap cukup stabil sekitar 17% dan mempengaruhi sekitar
                          12,7 juta siswa dan remaja (CDC, 2017).
                        •  Prevalensi obesitas lebih tinggi di antara orang kulit hitam Hispanik dan non-
                          Hispanik dibandingkan orang berkulit putih non-Hispanik (CDC, 2017).
                        •  Budaya, memainkan peran penting dalam perilaku terhadap olahraga, makanan
                          dan nutrisi, dan citra tubuh (Peralta, 2003).
                        •  Ketidakaktifan merupakan penyebab kelebihan berat badan dan konsekuensi
                          dari kelebihan berat badan (Welk dan Joens-Matre, 2007).
                        •  Peserta didik dengan obesitas merasa terasing dan terisolasi. Masalah
                          emosional, sosial, dan kesehatan karena kelebihan berat badan mulai di Sekolah
                          Dasar, mereka tidak lagi terbatas pada masa remaja dan dewasa.
                           Untuk peserta didik usia dasar, fokusnya harus pada kesehatan yang baik, bukan
                       pada ukuran atau berat badan. Fokus yang positif berkontribusi pada kesehatan
                       emosional dan harga diri serta peningkatan aktivitas jasmani bagi peserta didik
                       yang kelebihan berat badan. Sumber daya yang sangat baik yaitu peserta didik
                       nyata datang dalam berbagai ukuran ( Kater, 2004), P.E. sangat besar (Trout dan
                       Kahan, 2008), dan mengajar peserta didik Kegemukan saat pembelajaran PJOK:
                       strategi komprehensif untuk inklusi (Li, 2017).
                   C. Ketidakaktifan Fisik
                   Ketidakaktifan  fisik  adalah  masalah  kesehatan,  masalah  lingkungan,  dan  masalah
                   emosional. Sebagai masalah kesehatan, sekarang kita tahu bahwa ketidakaktifan
                   merupakan faktor penyebab peserta didik kelebihan berat badan dan obesitas.
                   P  k
                   layar (yaitu, waktu menonton televisi,   game,          dan komputer) juga termasuk,
                   peningkatan waktu duduk. Kurangnya bermain di luar ruangan, karena berbagai
                   alasan termasuk lingkungan yang tidak aman, juga berkontribusi pada peningkatan
                   k    Penelusur    beber
                   yang sangat jelas tentang penurunan aktivitas jasmani peserta didik.

                       Ketidakaktifan  fisik  meningkat  seiring  bertambahnya  usia,  siswa  perempuan
                   kurang aktif dibandingkan siswa laki-laki. Peserta didik minoritas cenderung tidak aktif,
                   dengan tingkat ketidakaktifan fisik tertinggi di antara wanita minoritas. Persentase
                   ketidakaktifan minoritas perempuan secara fisik menjadi semakin kurang aktif saat
                   mereka tumbuh menjadi remaja memiliki tingkat signifikansi klinis pada kesehatan
                   masyarakat (Crespo, 2005). Percaya diri dan harga diri secara konsisten disebutkan
                   sebagai prediktor penting dari aktivitas jasmani, atau kurangnya aktivitas, baik pada
                   siswa laki-laki maupun perempuan, semakin penting saat peserta didik mencapai
                   sekolah dasar atas. Percaya diri dikaitkan sebagai faktor pencegah terjadi obesitas dan
                   depresi (Dunton, et al. 2006). Keyakinan pada faktor keturunan pribadi meningkatkan
                   aktivitas, kurangnya kepercayaan menyebabkan kurangnya aktivitas, berkurangnya
                   aktivitas dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Siklus negatifnya adalah
                   sebagai berikut: ketidakaktifan menyebabkan lebih banyak ketidakaktifan, obesitas



                           Buku Panduan Guru
                   282        Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293