Page 141 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 141
Sajenan
TeriK siang ini kami kenali sebagai pekerjaan pawang hujan.
Terik yang tak masuk akal. Tanpa angin, tapi di kejauhan kami
melihat awan hitam bergumpal tertahan. Lahan perkemahan
telah sepi. Gerombolan sepakat untuk mengundurkan diri dulu
dari Watugunung hingga tercapai kesepakatan baru. Itulah
puncak dari pertentangan pendapat antara aku dan Pete si
pemakan petai yang telah lepas dari rumah sakit. Hubunganku
dengan gerombolan memburuk akibat taruhanku yang kalah
dan aku tak mau menjilat ludah.
Siang itu aku dan Parang Jati menuruni bukit, dan melihat
di bawah orangorang sedang berkumpul untuk sebuah upaca
ra rakyat. Mestilah seorang pawang sedang menahan awan
dari wilayah ini agar Sajenan bisa dilangsungkan. Upacara ini
biasanya diselenggarakan menjelang musim penambangan dan
pembakaran gamping rakyat yang menandai awal kemarau.
Parang Jati memberitahu padaku bahwa Sajenan kali ini lebih
awal daripada umumnya, sebab ini masih musim penghujan.