Page 142 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 142
Apa yang menyebabkan Sajenan salah musim ini, ada dua
teori. Pertama, ada sebuah perusahaan besar penambangan
batu yang telah mendapat izin untuk beroperasi di sini. Per
usahaan melakukan Sajenan ini untuk memberi ketenangan
pada pekerjanya, yang sebagian adalah orang setempat. Berbe
da dari usaha rakyat desa yang bergantung penuh pada cuaca,
perusahaan dengan peralatan berat tak peduli hujan atau ke
marau. Untuk ini Parang Jati merasa sangat sedih. Suatu hari,
pegunungan karst ini akan habis dan orang tak hanya akan
kehilangan pemandangan indah, geolog kehilangan dokumen
bumi, pemanjat kehilangan tebing, tetapi kita kehilangan
mataair. Kawasan gamping karst adalah spons alam tempat air
disimpan dan disuling menjadi sumbersumber nan jernih.
Tapi yang dipercaya penduduk desa adalah teori kedua.
Teori yang bersifat takhayul. Sajenan kali ini diadakan sehu
bungan dengan mayat yang bangkit dari kubur itu. Mayat yang
membuat aku harus berganti agama menjadi pemanjat bersih.
Mayat yang merusak hubunganku dengan gerombolanku. Ma
yat itu rupanya membuat sebagian orang desa takut ditimpa
malapetaka. Apalagi yang bangkit bukanlah orang biasa.
Kabur bin Sasus dipandang sebagai orang sakti. Kata lain
untuk orang sakti adalah “orang pintar” atau “berilmu”. Kata
“cerdik” dan “cendekia” hanya digunakan untuk kepintaran
akal dan budi. Tapi “pintar” dan “berilmu” bisa merujuk pada
kemampuan nalar maupun supranatural. Lelaki ini dipercaya
bisa menjelma hewan jadian. Harimau, babi hutan, maupun
ayam hitam yang melolong di malam hari. Tapi, sesungguhnya
untuk apa manusia menjelma binatang jadian aku tak paham.
Kalau orang mengirim santet, itu jelas tujuannya. Tapi apa
tujuan orang menjelma babi ngepet? Pernah kuajukan perta
nyaan ini kepada beberapa orang kampung yang percaya. Tak
satu pun yakin dengan jawabannya. Toh mereka tetap yakin
bahwa ada makhluk hewan jadian yang menjelma dari manusia
132