Page 293 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 293
Demikianlah lakon itu. Betari Durga raksasa perempuan
berwajah menakutkan. Kerjanya mencari tumbal dan korban.
Tapi sebelumnya ia adalah dewi jelita bernama Uma, istri
Betara Guru. Pada suatu pagi Betara Guru bangkit dari tidur
dengan ide untuk menguji kesetiaan istrinya. Begitu saja. Maka
pergilah ia menyepi di sebuah gunung di seberang bengawan
besar. Lama. Begitu lama. Sehingga sang istri yang sakit rin
du memutuskan pergi menyusul suaminya. Termenung ia di
tepi sungai besar yang tak bisa direnangi. Siapapun hanya bisa
menyeberang jika menumpang sampan. Tapi si tukang sampan
telah memberi syarat: Hanya jika ia boleh mencicipi tubuh
bulan emas sang dewi. Karena rindu yang memuncak, Dewi
Uma menyetujui syarat itu. Maka, gagal ia dalam ujian kese
tiaan yang diterapkan Betara Guru. Dewa Siwa berkilah bahwa
tukang sampan itu bukan memberi syarat melainkan isyarat.
Betari Uma dilebur tulah. Tubuhnya melembung dan
giginya bertumbuh menjadi cula. Ia menjelma raksasi berbulu
kasar. Dan namanya menjadi Betari Durga, yang berarti jahat.
Ia dienyahkan ke hutan gelap bernama Setra Gandamayit.
Artinya, tempat berbau mayat. Dalam gulita ia hidup dengan
memakan manusia tumbal.
Ia menghisap darah. Ia mencari manusia yang kelahiran
nya menyalahi pamalipamali. Agar Betari Durga tidak berke
liaran menghisap darah, manusia harus mengadakan ruwatan.
Demikianlah, desa mengadakan ruwatan bumi karena
banyak perbuatan manusia belakangan ini yang menyalahi
pamalipamali. Ki Dalang menyelipkan wejangan: ada yang
mulai berani menebang pohon di hutan jati keramat di pe
gunungan, ada yang menambang batu di dekat Watugunung,
ada yang mengambil ikan tanpa izin penunggu mataair. (Pe
nunggu mataair itu bukan Nyi Manyar, melainkan mereka yang
memberi tandatanda kepada Nyi Manyar. Nyi Manyar adalah
juru kunci, yaitu dia yang bisa membaca tandatanda itu.)
2 3